Da'wahTerkini

SYIAR DEBAR ‘Bijak Menyikapi Situasi Saat Ini’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Sudah sekitar satu minggu hingga terbitnya tulisan ini sebagian besar masyarakat Indonesia dan dunia melaksanakan WFH (work from home) untuk mengikuti himbauan pemerintah serta fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) demi menangkal penyebaran virus Korona, walaupun masih banyak pula yang terpaksa tetap beraktifitas di luar rumah karena tidak punya pilihan lain untuk menafkahi keluarga, seperti ojek, penjaga toko dan lain sebagainya, keadaan seperti ini hendaknya kita sikapi dengan bijak.

Pertama, bagi yang sangat memungkinkan untuk WFH maka hendaknya mengikuti himbauan pemerintah, tetapi jika sudah menjadi keputusan pemerintah maka hal itu harus ditaati demi kemashlahatan bersama, Firman Allah SWT “‘Athi’ullâha wa ‘athi’ur rasûl wa ulil amri minkum” (taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan ulul amri dari kalian). Para ulama ushul juga menyatakan bahwa kemaslahatan bersama itu lebih diutamakan dari kemaslahatan pribadi.

Kedua, bagi yang tidak memungkinkan untuk WFH seperti para driver online maka tidak mengapa tetap mencari nafkah diluar, karena memang kewajiban taat kepada pemerintah di atas berbenturan dengan kewajibannya untuk menafkahi keluarga. Kecuali jika memang ia telah memiliki persediaan nafkah yang cukup, atau pemerintah dan masyarakat sekitar memberi solusi dengan membantu kebutuhan pokoknya, seperti makan dan minum. Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang membantu kesulitan saudaranya maka Allah akan membantunya pula”.

Ketiga, selama di rumah hendaknya tidak menyia-nyiakan waktu dengan hanya menonton tv, bermain game, atau bermalas-malasan. Tetapi, hidupkanlah rumah dengan salat berjamaah bersama keluarga yang mungkin selama ini tidak pernah dilakukan, juga sediakan waktu membaca al-Quran, berdzikir, mengulang pelajaran, dan hal positif lainnya. Boleh menghibur diri dengan hal-hal yang dibolehkan oleh syariat (mubah), seperti menonton tv itu mubah, selama bukan tontonan yang dilarang syariat atau menonton hingga melupakan sholat.

Terakhir, setiap keadaan itu sejatinya sama bagi orang yang beriman. Baik atau buruk keduanya hanya menjadi perantara untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Karenanya Sayyidina Umar ra tidak pernah terjebak dalam uforia kesenangan atau kesedihan, baginya keduanya sama-sama membawa kebaikan bila mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebaliknya, kesenangan akan menjadi bencana jika menjauhkan diri dari Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT kelak mengeluarkan kita dari keadaan ini dalam keadaaan yang baik (Adkhilnî mudkhala shidqin, wa akhrijnî mukhraja shidqin) Amin.(MUKHRIJ/Debar)

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close