Sejarah Nasi Liwet (NL) Tatar Sunda

DEPOKPEMBAHARUAN.COM.-DEPOK-Keberadaan Rumah Makan Bakoel Samara makin digemari para penikmat kuliner di Kota Depok, terbukti Nasi Liwet (NL) suguhan khas Sunda RM Bakoel Samara, sekali coba dijamin ketagihan ingin menikmati kembali kelezatannya.

Di balik kelezatannya, nasi liwet khas Sunda ini menyimpan sebuah cerita yang berasal dari kehidupan masyarakat perkebunan. Nasi Liwet Sunda lahir dari alasan penghematan.

Dahulu masyarakat di tanah sunda untuk mencapai perkebunannya harus melewati jarak yang cukup jauh. Setelah sampai kebun pun, jauh dari sumber makanan. Oleh karena itu nasi liwet dibawa dengan tempat memasak, ketel atau kastrolnya yang tertutup rapat.

“Maksudnya agar nasi yang sudah bercampur lauk tersebut bisa tahan lama dari pagi hingga siang, bahkan tetap hangat dimakan. Jika ingin memanaskan, cukup menaruh ketelnya langsung diatas pembakaran,” papar H Acep Al Azhari owner rumah makan Bakoel Samara pada awak media DepokPembaharuan (Debar) baru-baru ini.

Dikatakan Acep, lauk yang biasa dimasukkan ke dalam nasi liwet khas Sunda juga berbeda dengan lainnya. Seperti ikan peda merah, ikan kembung yang sudah dipindang, bisa juga ikan asin. Semuanya dimasak bersama nasi setengah matang tanpa menggunakan santan.

“Proses pembuatan nasi liwet sunda umumnya memakai ketel/kastrol atau panci, dimasak bersama bumbu-bumbu namun tanpa santan. Bumbunya antara lain garam, bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, lengkuas, cabe, santan, minyak kelapa,” ucapnya.

Ditambahkan Acep, Nasi Liwet lahir dari penghematan, yang mana nasi dijadikan satu yang dimasukan lauk pauk kedalamnya. Dan tujuan Nasi Liwet ini tak lain dahulu itu adalah sebuah penghematan.

Dari sejarah lahirnya Nasi Liwet inilah, H Acep Al Azhari mengkemas Nasi Liwet khas Sunda ini menjadi unggulan di Rumah Makan Bakoel Samara miliknya, salah satunya adalah ‘Penghematan’ alias ‘Murah’ harga yang ditawarkan pada konsumen, lebih komplit dan lebih modern dengan menamakannya ‘Ngebotram’

“Selain murah harganya, bisa ngebotram bareng temen-temen atau keluarga, tentunya serasa seperti berada dikampung halaman tatar pasundan,” pungkasnya. (AR/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button