SYIAR DEBAR ‘Menjadi Umat Yang Dinamis’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Dinamis berarti bergerak secara aktif dan mengalami perkembangan berarti. Secara etimologi, kata ini diserap dari bahasa Perancis dynamque, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekuatan atau tenaga. Hidup seseorang dikatakan dinamis apabila mengalami berbagai keadaan, pasang-surut, semangat, dan antusias. Antonim dari kata dinamis adalah statis yang berarti tidak bergerak, tidak aktif, tidak berubah keadaannya.

Umat Islam adalah umat yang semestinya dinamis, tidak statis. Hal itu tersirat dari sabda Rasulullah SAW “kalian lebih mengetahui atas urusan dunia kalian” (HR. Muslim). Imam An-Nawawi menjelaskan terkait hadis tersebut, bahwa yang wajib untuk diikuti dari Rasulullah SAW adalah terkait syariat -termasuk prinsip-prinsip maksiat yang menyebabkan dosa dan kebaikan yang mendatangkan pahala-, adapun detil urusan dunia diserahkan pada penghuni zamannya, selama tidak keluar dari prinsip-prinsip syariat.

Terkait dinamisasi umat Islam juga telah diajarkan oleh para ulama fiqih. Dimana fiqih memiliki fleksibilitas berdasarkan waktu dan tempat, berbeda dengan syariat yang bersifat mutlak. Maka, dinamisasi umat Islam sejatinya bukan berimprovisasi atas agama, apalagi merubah syariat, atau melakukan ke-bid’ah-an namun sejatinya itulah ciri khas umat Islam yang disebut sebagai “ummatan wasatha” (umat yang moderat).

Contoh dari dinamisasi bisa dalam konteks fiqih seperti ketika memahami kalimat “man istathâ’a” (siapa yang mampu) untuk berhaji. Mungkin lima puluh tahun yang lalu disebut mampu berhaji jika memiliki sepuluh ekor sapi atau kerbau sebagai ongkos. Tapi di era sekarang, banyak inovasi dan strategi pembayaran yang mempermudah masyarakat, seperti dana talangan, kredit dan sebagainya. Tentu itu bukan memaksakan diri, tapi itulah dinamisasi umat, selama prinsip syariat dijaga.

Contoh lain misalnya, tentang ihsan yang cendrung diartikan formal, yaitu yakin dilihat Allah, merasa melihat Allah. Jika disandingkan dengan beberapa nash baik Al-Quran dan hadis dan dikaitkan dengan era saat ini, ihsan boleh bermakna profesionalitas. Artinya, hamba yang ihsan adalah hamba yang profesional dalam aktivitas dunianya. Dengan pemahaman dinamis inilah umat Islam akan menjadi umat yang maju. (MS/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button