SYIAR DEBAR ‘Beginilah Seharusnya Maulid Nabi SAW’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- “Apa Tujuan Maulid?” Demikianlah pertanyaan yang harus dijawab bagi kita yang gemar mengadakan dan mengikuti Maulid Nabi SAW. Dari sekian maulid yang diadakan dan diikuti, berapa banyak perubahan akhlak masyarakat Indonesia dengan maulid? Apakah keadaan lingkungan dan masyarakat kita telah merepresentasikan umat yang mencintai sang uswatun hasanah (suri tauladan kebaikan)?

Rasulullah SAW bersabda “Seseorang disebut muslim apabila muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya”. Apakah pesan ini tersampaikan dalam maulid? Jika sudah, mengapa masyarakat kita hanya dengan perbedaan politik saja menjadi ahli mencaci maki? Mengapa pula banyak tembok yang tak selamat dari coretan tangan dan sungai serta sudut jalan yang dihiasi sampah? Apakah demikian representasi Maulid kita? Pasti tidak.

Rasulullah SAW bersabda “Seseorang disebut mukmin apabila mukmin lain merasa aman darinya atas darah dan hartanya”. Apakah dengan sekian maulid yang kita rayakan, masyarakat kita menjadi semakin aman? Bahkan di masjid pun kita tidak merasa aman dari pencurian, dan nyaris tidak ada DKM yang berani bertanggung jawab atas kehilangan yang terjadi di masjidnya. Apakah demikian representasi maulid kita? Pasti tidak.

Rasulullah SAW lebih patut diperingati kehidupannya, daripada sekedar memperingati hari Ibu atau hari ayah. Karena tanpa Rasulullah SAW, kita mungkin tidak pernah mengerti cara berbakti pada keduanya. Allah SWT berfirman “Nabi itu lebih utama bagi orang mukmin dari diri mereka…” (QS. Al-Ahzab : 6). Tapi pertanyaannya, apakah maulid kita telah mengambil peran pendidikan itu atau hanya sekedar ceremony (rutinitas) dan intertainment (hiburan) semata?

Setiap tahun kita menyaksikan dijalanan banyak peminta sumbangan untuk merayakan maulid, bahkan beberapa guru di majelis talim juga menyebar amplop yang katanya untuk maulid, pertanyaannya, kita ingin pesta atau ingin maulid? Jika sang penyelenggara mampu persilahkan keluarkan hartanya terlebih dahulu, jika tidak jangan menjadi pengemis atas alasan maulid. Maulid adalah ekspresi cinta, rasa memiliki terhadap Nabi, bukan moment eksploitasi umat, dan dengan maraknya maulid, harus memberikan efek yang jelas, akhlak mulia muslim Indonesia. Beginilah Seharusnya Maulid.(MS/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button