Kader PKS Menyakiti Dunia Pendidikan
DEBAR.COM.-DEPOK- Sungguh ironi, Kota Depok yang dikenal sebagai Kota religius kondisi siswinya memprihatinkan. sekitar 70 persen siswi sekolah di Kota Depok, Jawa Barat, tidak lagi perawan adalah temuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu disampaikan Anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nur Azizah Tamhid dalam acara Diseminasi Pembatalan Pemberangkatan Haji Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2020 pada Selasa (22/12/2020).
Sebagaimana diinformasikan, Nur Azizah mengingatkan agar banyaknya kasus remaja putri di Depok yang sudah tidak perawan harus segera ditangani. Ia menambahkan, dalam menanganinya harus melibatkan semua pihak. “Tidak hanya Pemkot Depok saja yang bertugas, tapi juga kita semua termasuk orang tua dalam menjaga buah hatinya. Penggunaan gadget dengan keterbukaan informasi di medsos menjadikan salah satu penyebabnya,” terangnya.
Data Lima Tahun Lalu
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak(Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, pernyataan tersebut merupakan data lima tahun silam. Pihaknya melakukan survei menemukan 93,7 persen siswa SMP dan SMA. “Mereka mengaku sudah tidak perawan lagi. Jadi yang dikatakan oleh kader PKS itu dibenarkan data lima tahun lalu kita sudah umumkan itu,” paparnya.
Menurutnya, dari persentase tersebut sebanyak 61,2 di antaranya mengaku nekat menggugurkan kandungannya. Menurutnya, ada kemiripan data antara Nur Azizah dengan pihaknya. “Itu (survey) di beberapa wilayah dengan sampling sekira 4.700-an anak dan SMA. Jadi jika diturunkan persentase itu atau yang dilansir di Depok itu dibenarkan dengan angka itu,” paparnya.
Harus Klarifikasi Karena Menyakiti Dunia Pendidikan
Ketua BMPS Kota Depok H. Acep Azhari meminta klarifikasi atas statement yang disampaikan Nur Azizah. Pasalnya, telah membuat keresahan pada masyarakat. Terlebih lagi, bagi orang tua yang memiliki anak didik di tingkat SMP dan SMA.
“Kita prihatin atas statemen tersebut, untuk itu kita minta klarifikasi atas ucapannya. Apalagi, segudang penghargaan Kota Depok didapat. Belum lagi, dikenal sebagai Kota religius, Kota Layak Anak dan lainnya. Tentunya, hasil survey itu masih perlu kajian yang luas bila dibandingkan dengan kondisi di lapangan,” tegasnya, Selasa (29/12/2020).
Hal senada diutarakan Ketua MKKS SMP Swasta kota Depok, Nina, pihaknya juga meminta penjelasan terkait pernyataan tersebut. Pasalnya, sudah menyakiti perasaan para kepala sekolah dan guru-guru SMP Swasta.
“Kita mempertanyakan pernyataan ini. Karena bisa mencoreng dunia pendidikan Depok. Kondisi sampling survei lima tahun lalu dengan saat ini tentu berbeda. Kita berharap ada penjelasan terkait masalah ini,” harapnya.
Pemkot Depok Harus Perhatian Khusus
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Depok Babai Suhaimi menilai sebuah keprihatinan yang harus menjadi perhatian semua pihak. Terlebih lagi, lanjutnya, bagi Pemkot Depok. “Pernyataan tersebut mejadi pukulan berat bagi semua orang tua murid di Kota Depok. Memang harus dibuktikan dengan fakta dan data yang benar, jika berdasarkan hasil survei siapa yang melakukan survei dan kapan survei itu dinlakukan,” bebernya.
Babai juga memberikan catatan bahwa boleh jadi pernyataan tersebut di dasarkan pada keprihatinan seorang Ibu. Jangan sampai, lanjutnya, menimbulkan keresahan atau bukan berita hoax. “Jika memang benar bahwa faktanya demikian. Sesungguhnya apa yang di sampaikan oleh Nur Azizah adalah sebuah pernyataan yang murni dari hati seorang ibu dengan mengesampingkan posisi politik dan keberadaan politik,”terangnya.
Dikatakannya, jika dilihat dari sisi politik sesungguhnya apa yg di sampaikan oleh Nur Azizah adalah sebuah pernyataan yang mengandung makna. Yaitu: menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Pasalnya, hal itu terjadi selama masa dari kader PKS, yakni sumainya beliau sendiri dan Pak Idris. Menurutnya, ada andil besar dari kebijakan yang salah yang telah dilakukan oleh Pimpinan Daerah di masa mereka berdua.
“Semua pihak punya tanggung jawab dan dapat meminta tanggung jawab Pemkot Depok. Dan juga Ibu Nur Azizah terkait keadaan ini,” katanya.
Sampai berita ini diturunkan, banyak pendapat pro dan kontra. (AR/Debar)