Fenomena Baru di Depok Bernama K3D Oleh : Didiet Wahyu N (Penggiat Forum Komunitas Hijau Kota Depok)

DEBAR.COM.-DEPOK- Tak lama lagi Kota Depok akan memiliki destinasi pariwisata baru yang terletak persis di jantung kota, tepatnya di tepi Jalan Juanda, Setu Pengarengan.

Kawasan Setu Pengarengan Juanda beberapa waktu lalu pernah viral di media sosial akibat dari beberapa aksi kriminalitas, seperti aksi begal, pembunuhan bahkan mutilasi. Di area sisi tol Cijago, bahkan Setu Pengarengan pernah pula terlihat kotor, jorok dan kumuh. Akibat dari timbunan sampah yang dibuang oleh orang-orang yang tak bermoral.

Pernah pula terjadi aksi pembakaran sampah yang mengakibatkan ‘kabut asap’ di sepanjang jalan Juanda. Padahal, di daerah itu tertanam jalur Pipa Gas yang sangat berbahaya apabila terjadi kebocoran atau kebakaran.

“Anehnya, selama ini belum pernah ada yang tergerak untuk menata kawasan tersebut dan mencoba untuk membersihkan sampah yang ada,” kata Didiet, Selasa (23/02/2021).

Didiet menuturkan, beberapa bulan belakangan, terlihat ada aktifitas di wilayah tersebut. Dimulai dari pembersihan gulma, pengangkatan sampah dan perapihan kawasan. Lebih aneh lagi hal tersebut dilakukan oleh warga kota tanpa anggaran pemerintah. Banyak yang bertanya-tanya, siapakah penggeraknya? Setelah ditelusuri, akhirnya terjawablah sudah, bahwa urusan bebenah kawasan tersebut dimotori oleh sebuah komunitas yang bernama K3D.

“Apakah K3D itu? Mengapa mau berkiprah membersihkan kawasan kotor dan kumuh? Darimana dananya?” tanya Didiet.

Belakangan, mulai ramai di medsos ada bangunan saung tepat di tepi setu Pengarengan sisi tol Cijago. Bangunan tersebut disoal karena dianggap tak berizin. Padahal di sepanjang Juanda banyak berdiri pula bangunan tak berizin. Bahkan, di lahan yang notabene milik pemerintah. Mengapa saung kecil itu disoal?

Ternyata, K3D telah cukup lama berkiprah di Depok dan banyak menghasilkan karya nyata sejak sekitar 10 tahun lalu. Hebatnya lagi, hal itu dilakukan tanpa menggunakan dana APBD. K3D alias Komunitas Kampung Kita Depok memulai kiprahnya dengan menata kawasan jalur pipa gas di sepanjang Juanda-Margonda.

“Konyolnya, ternyata beberapa pengurusnya berusia paruh baya, bahkan sudah sepuh. Ini yang menampar muka saya selaku ‘anak muda’ yang akhirnya memancing rasa penasaran saya untuk melakukan investigasi kecil-kecilan,” ujarnya.

Awalnya, K3D pernah ikut ‘tergusur’ saat pembersihan kawasan jalur pipa gas Pertamina di Juanda-Margonda. Saat itu bahkan K3D belum terbentuk secara resmi. Akhirnya para pendiri K3D melakukan komunikasi langsung ke Pertamina Pusat dan mendapatkan rekomendasi untuk pengelolaan kawasan sepanjang jalur Pipa Gas Pertamina.

K3D juga merangkul berbagai kominitas pencinta dan pelaku usaha tanaman hias untuk mempercantik kawasan Juanda. Pelan tapi pasti, K3D bergerak tanpa henti. Pengelola Jalan Tol pun akhirnya menyambut baik gagasan K3D untuk merapikan area ‘basah’ di bawah jalur tol Juanda. Bahkan, PT Trans Lingkar Kita Jaya selaku pengelola Jalan Tol mengamanahkan kepada K3D untuk mengelola area tersebut untuk kawasan pariwisata. Akhirnya gayung pun bersambut, bantuan dari pemerintah kota Depok untuk memperindah kawasan pun turun, berupa penataan lampu penerangan jalan dan alat berat untuk pengerukan/ pembersihan sampah di cekungan air bawah jalan tol. Disain pun dibuat oleh para relawan aktifis pencinta keindahan kota yang mendukung perjuangan K3D.
<span;>Bantuan danapun mulai datang dari CSR beberapa perusahaan untuk operasional penataan kawasan.

Hebatnya, K3D melakukan itu semua dalam ‘senyap’. Padahal di Kota Depok banyak aktifis yang selalu berteriak kencang saat ada proyek yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Selama inipun, para aktifis kebanyakan hanya diam saat kawasan Setu Pengarengan ‘busuk’ oleh sampah.

“Mungkin saya pernah termasuk dalam golongan ini. Malu rasanya, membandingkan diri saya yang merasa besar dqn sudah berkiprah untuk kota. Padahal belum terlihat karya nyata yang dirasakan oleh warga kota, dibandingkan dengan K3D. Akhirnya karena saya merasa lebih muda, wajiblah saya untuk mendatangi para sesepuh di K3D untuk belajar lagi tentang bagaimana berbuat untuk kota ini,” ungkapnya.

Tanpa ‘banyak bacot’ alias banyak bicara, intinya kerja-kerja-kerja. Ke depan, InsyaAllah kawasan Juanda akan menjadi destinasi utama pariwisata di Kota Depok. Saya sangat bangga, di kota ini ternyata masih ada ‘orang-orang gila’ yang peduli terhadap keberlanjutan kota Depok.

“Terima kasih atas pembelajaran yang telah diberikan kepada saya, kepada kami para kaum muda di Kota ini. Terima kasih K3D,” tutupnya. (DIDIET/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button