SYIAR DEBAR ‘Kebahagian Orang Berpuasa’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Dua kebahagiaan yang akan diraih orang berpuasa. Pertama, Jasmaniyah atau duniawiyah. Maknanya, ada sa’adah ketika seseorang yang telah berpuasa seharian, kemudian berbuka di kala maghrib tiba. Mereka bersyukur kepada Allah SWT atas karunia sajian untuk berbuka puasa. Tidak hanya itu, rasa bahagia juga timbul dari dalam diri karena dapat menuntaskan perintah-Nya.
Separuhnya hari lamanya diri berpuasa, menahan haus dan lapar serta hal-hal yang membatalkannya. Apa-apa yang selama ini boleh untuk memenuhi kebutuhan jasmani, menjadi tertahan (imsak). Karena itu, momentum berbuka puasa adalah kebahagiaan tersendiri. Itu menjadi sebuah pencapaian paling berharga secara lahiriah.
Kedua, secara ruhaniah atau ukhrawi. Kebahagiaan jenis ini hanya akan dirasakan bagi mereka yang berpuasa secara total. Dalam arti, imsak tidak hanya menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa secara fikih. Seseorang yang berpuasa juga menahan lisannya dari berkata buruk, perbuatannya dari perilaku yang jahat, serta hati dan pikirannya dari melalaikan perintah Allah SWT.
Puasa berbeda daripada ibadah-ibadah lain. Puasa hanya bisa diketahui antara diri seorang hamba dan Rabbnya. Dalam suatu hadis qudsi disebutkan, puasa adalah untuk Allah. “Allah telah berkata: ‘Semua amalan anak Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku. Akulah yang memberi ganjarannya”.
Karena itu, kebahagiaan ruhaniah ini terpicu dari kian dekatnya diri seorang Muslim dengan ridha Allah Ta’ala. Inilah dimensi ibadah puasa yang sejati, lantaran mengubah seseorang agar kian bertakwa. Inilah yang disebutkan Rasulullah SAW “Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, kebahagiaan saat berbuka, dan kebahagiaan saat bertemu Rabbnya”.(MUKHRIJ/Debar)