SYIAR DEBAR ‘Bawalah Harta ke Akhirat’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Ada adagium klasik mengatakan “harta tidak dibawa mati”, tapi benarkah demikian? Secara sederhana boleh jadi benar, tetapi kurang tepat. Sebab, walaupun tidak dibawa mati tetapi harta bisa menjadi sebab kenikmatan di alam kubur dan menjadi perantara masuk ke surga. Jadi, walaupun tidak dibawa ke akhirat, tetapi sangat berguna untuk kehidupan akhirat.
Allah SWT berfirman “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh cabang, disetiap cabang tumbuh seratus biji…”. Allah SWT juga berfirman tentang percakapan ahli surga dan neraka. Ahli surga bertanya “Apa yang membuat kalian masuk ke neraka Saqar? mereka menjawab, kami tidak termasuk golongan yang sholat dan kami tidak memberikan makan kepada orang miskin”.
Rasulullah SAW bersabda, bahwa salah satu dari passive income akhirat adalah sedekah jariyah, dan sedekah jariyah itu dengan harta. Islam juga menganjurkan untuk mewaqafkan sebagian harta yang akan mendatangkan pahala selama waqaf tersebut digunakan, dan itu semua adalah amalan yang menggunakan harta, hingga menjadi sebab seseorang mendapatkan ridho Allah SWT.
Banyak diantara para sahabat Nabi SAW yang berniaga, diantaranya adalah Abdurrahman bin ‘Auf. Berdagang bukan sekedar urusan dunia, bukan sekedar mengumpulkan harta, tetapi ia sangat bisa menjadi amalan akhirat. Saat berdagang ada moment sedekah tersembunyi (sodaqotus sirr), dimana pelanggan merasa membeli, padahal pedagang telah melebihkan sedikit dari porsi seharusnya.
Umat Islam harus menjadi umat yang peka dengan keduniaan. Karena harta bisa menjadi salah satu penentu kebahagiaan seseorang di akhirat. Tetapi, jangan sampai salah tujuan, ketika harta itu telah terkumpul, malah justru membuat kita menjadi manusia yang pelit, dan orang yang hanya mengumpulkan tanpa mau berbagi akan dipertanyakan oleh Allah SWT, dan kelak harta itu akan di jadikan belenggu untuk pemilikinya di akhirat kelak.(Mukhrij/Debar)