SYIAR DEBAR ‘Hikmah Salat dan Berkurban’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Suatu ketika Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili didatangi oleh beberapa ahli fiqih yang berasal dari Kota Iskandariah untuk mengetahui kealiman beliau. Beliau tatap mereka semua lalu bertanya: “Wahai para fuqaha, apakah kalian sudah salat?” Dengan tegas, mereka menjawab, “Apakah ada di antara kami yang tidak salat?” Al-Syadzili membaca firman Allah: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan, apabila mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat” (QS al-Ma’arji [70]: 19-22).

“Apakah kalian demikian? Yakni, jika ditimpa musibah kalian gelisah dan jika mendapat kebaikan kalian kikir.” Mereka pun diam. Akhirnya beliau meneruskan, “Kalau begitu kalian masih belum salat.”

Kisah Syeikh Abu Hasan Asy-Syadzili di atas sesungguhnya pelajaran nyata untuk kita, bahwa kebiasaan untuk lebih senang menimbun harta benda ketimbang menjadikannya amal sholeh adalah sifat manusia yang tidak baik salatnya. Karena salat yang baik akan merontokkan sifat kikir. Bukankah di dalam sholat kita menyatakan “salat ku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah SWT? ”

Kisah di atas juga menjadi cambukan bagi lembaga-lembaga sosial (filantropis) yang secara kasat mata mengajak kepada kebaikan, berbagi kepada sesama, tetapi lembaga itu sendiri justru sibuk menimbun aset, bahkan aset aset yang berasal dari kedermawanan umat tersebut karena banyaknya malah tak terurus dan menjadi mubadzir, tetapi saat lembaga sosial tersebut sedang sulit, ia umumkan kesulitan tersebut ke semua orang, inilah sifat orang yang tidak sholat.

Untuk merontokkan sifat pengeluh dan kikir itu Allah SWT memerintahkan kita agar mengiringi salat dengan berqurban (Maka salatlah untuk Tuhanmu dan berkorban lah [QS Ali ‘Ashr : 2]), salat berfungsi agar keluh kesah kita hanya disampaikan kepada Allah SWT, dan qurban adalah penyembelihan sifat kikir, sifat yang begitu buruk, yang bahkan bisa merusak citra seorang ahli ibadah.(MUKHRIJ/Debar)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button