SMA Negeri 6 Depok Gelar Sosialisasi Silih Tulungan
DEBAR.COM.-CINERE, DEPOK- Sebagai momentum titik balik kebangkitan dan kemandirian melalui program pemulihan ekonomi serta membangun kembali kearifan lokal Silih Asus Silih Asoh dan Silih Asah, SMA Negeri 6 Depok menggelar kegiatan ‘Sosialisasi Silih Tulungan’ yang berlangsung pada Selasa (28/09/2021).
Kepala SMA Negeri 6 Depok, Abdul Fatah mengatakan, Sosialisasi Silih Tulungan<span;> adalah praksis egalitarian, karena kata ‘Silih’ menyiratkan kesetaraan, dimana setiap manusia dikodratkan saling membutuhkan. Sejatinya pada setiap manusia melekat kebutuhan untuk menolong dan ditolong, memberi dan menerima pemberian. Maka Tuhan menganjurkan kewajiban habluminannas harus dijaga dan
dirawat. Silih Tulungan yang didasari keikhlasan setara dengan Silih Doakeun (saling mendoakan) untuk kebaikan. Silih Tulungan adalah inti dari gotong-royong. Silih Tulungan harus melatari segala ihtiar (program kerja) untuk menanggulangi pandemi Covid-19 pada Tahap Penyelamatan, Tahap Pemulihan maupun pada Tahap Penormalan (adaptasi kebiasaan baru).
“Konsepsi Silih Tulungan harus terkomunikasikan secara paripurna kepada masyarakat untuk dipersepsi sebelum dilaksanakan sebagai suatu gerakan, movement. Gerakan Silih Tulungan diejawantahkan menjadi Program Aksi dan Literasi Digital,” kata Abdul Fatah, Sabtu (25/09/2021).
Abdul Fatah menuturkan, untuk mencapai Tahapan Penormalan, gerakan Silih Tulungan harus menjadi Gerakan Social (Social Movement – Reformative Movement). Silih
Tulungan adalah Gerakan Social, bukan Mobilitas Social.
Untuk itu Divisi Komunikasi dan Gerakan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin Mengarahkan Gerak Pemulihan Ekonomi Jabar menajam pada Perubahan Perilaku karena sejalan dengan kebangkitan ekonomi, kita harus Menjemput Era (adaptasi) Kebiasaan Baru. Merujuk teori perubahan, keniscayaan untuk melakukan perubahan perilaku adalah melalui Gerakan Sosial (Social Movement). Dan gerakan sosial itu berbasis budaya atau Cultural Movement.
“Ideologi dari Gerakan Silih Tulungan disarikan dari kredo masyarakat Jawa Barat yakni: Silih Asih – Silih Asuh – Silih Asah. Silih Tulungan, tentu, bukan laku budaya baru. Ini gerakan untuk menggali kembali, merevitalisasi, sejatinya karakter masyarakat Jawa Barat yaitu Gotong Royong,” paparnya.
Fatah juga mengatakan, maksud dan tujuan diadakannya Sosialisasi Silih Tulungan ini memanfaatkan masa pandemi sebagai momentum titik balik kebangkitan dan
kemandirian melalui program pemulihan ekonomi. Membangun kembali kearifan lokal Silih Asus Silih Asih dan Silih Asah menjadi salah satu metode gerakan sosial masyarakat dalam menghadapi pandemi.
Kegiatan bentuk dialogis ini dilaksanakan oleh Divisi Komunikasi dan Gerakan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan di Jawa Barat, menghadirkan dua narasumber dan dipandu oleh moderator.
“Sasaran dari kegiatan ini adalah peserta didik dari lembaga pendidikan menengah atas, Pondok Pesentren dan Perguruan Tinggi yang ada di Jawa Barat. Untuk setiap session kegiatan peserta berjumlah 40 orang,” ujarnya.
Dirinya berharap, semoga kegiatan ini dapat menjadi kontribusi positif bagi kita semua. “Semoga Allah SWT merestui langkah-langkah kita dalam mengabdikan diri untuk Bangsa, Negara dan Agama. Amin,” tutupnya. (ADLLY/Debar)