Syiar Debar ‘Waktu dan Kerugian’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Manusia diingatkan tentang keadaan orang-orang yang merugi secara konkrit dalam surat Al-‘Ashr. Dinamai Al ‘Ashr karena ayat pertama yang berbunyi wal-‘aṣhr atau demi masa. Surat ini menjadi pengingat soal pentingnya waktu. Dikutip dari tafsir Kementerian Agama, demi masa yang dimaksud dalam kandungan Al-‘Ashr ayat 1 sebagai peringatan Allah agar manusia memperhatikan waktu dan memanfaatkannya dengan baik.
Pada ayat kedua surah Al ‘Ashr disebutkan ciri manusia dengan keadaan yang merugi di dunia dan akhirat yaitu, mereka yang tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan.
Ayat terakhir dari surah Al ‘Ashr menjelaskan empat golongan orang yang tak merugi. Mereka adalah orang yang beriman, orang yang menjauhi perbuatan maksiat, orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran, dan orang yang menasihati dalam kesabaran.
Salah satu tanda keagungan Allah adalah pergantian waktu. Sayang, manusia kadang kurang serius menyikapinya. Manusia acap kali tidak bisa merenungi dan mengambil hikmah dari perjalanan waktu yang penuh makna. Manusia sering menyalahkan kondisi yang ia alami dan menyia-nyiakan waktu. Ia mengisi waktu dengan hal-hal yang tidak berguna yang mengakibatkan dirinya “terbunuh” oleh waktu itu sendiri. Ia pun menjadi orang yang merugi.
Pepatah Arab mengatakan, “Waktu itu seperti pedang. Barang siapa tidak mampu menguasai, maka akan dikuasai oleh sang wakt”.
Kerugian itu terlihat dari perilaku manusia yang mengatasnamakan modernitas dan kemajuan, lalu melampiaskan hawa nafsu, melanggar aturan tabu, dan mengabaikan nilai-nilai kemasyarakatan yang baku. Ini merupakan preseden buruk bagi orang-orang yang tidak mempunyai kepribadian dan orang yang nuraninya telah tertutup oleh hawa nafsu, ambisi pribadi, dan kepentingan yang dangkal, sehingga yang menjadi korban bukan hanya dirinya, tetapi juga orang lain yang tidak tahu apa-apa.
Pada moment pergantian tahun menuju Masehi 2022 ini, sebagai manusia yang berakal sehat sudah seharusnya kita berupaya menghindari kerugian dari diabaikannya waktu, atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak memiliki nilai ukhrowi yang merupakan keuntungan dan jauh dari kerugian sejati.
Menjadi lebih baik secara individual maupun sosial, horisontal maupun vertikal. Hanya dengan upaya inilah kita akan melewati tahun yang berganti dalam keuntungan. (MUKHRIJ/Debar)