Syiar Debar ‘Mentalitas Muhajirin Anshar’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Muhajirin adalah kaum mukminin Mekkah yang rela meninggalkan seluruh kejayaannya di Mekkah, bahkan keluarganya yang masih kafir untuk hijrah ke Madinah berdasarkan perintah Allah SWT dan Rasul-nya. Anshar adalah penduduk mukmin Madinah yang menyambut dan memberi pertolongan pertama saat datangnya Rasulullah SAW dan kaum Muhajirin.
Kedatangan sekelompok orang dalam sebuah masyarakat bukanlah hal yang mudah, seringkali terjadi konflik sosial antara pribumi dan pendatang. Konflik itu dimotivasi banyak hal, bisa eksistensi pribumi yang merasa terganggu jika pendatang lebih dominan, atau persaingan ekonomi dan penguasaan wilayah.
Tetapi konflik sosial itu tidak terjadi antara Muhajirin dan Anshar, mereka dengan mudahnya dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW, seperti Abu Bakar ra dengan Khadijah bin Zubair ra, Utsman bin Affan ra dengan Aus bin Tsabit ra, Umar bin Al Khattab ra dengan Itban bin Malik ra, serta Abdurrahman bin Auf ra dengan Sa’ad bin Rabi ra.
Mengapa kedua kelompok ini mudah dipersaudarakan? Tentu jawaban pertamanya adalah iman yang sudah menancap kokoh di hati mereka, keduanya rela berkorban untuk Allah dan Rasul-Nya baik harta dan jiwa. Kaum Muhajirin yang ditolong karena dalam keadaan sangat sulit pun mampu menjaga diri dari meminta minta (iffah), dan kaum Anshar lebih mementingkan kebutuhan saudaranya ketimbang urusan dirinya sendiri (itsar).
Maka, kesadaran atas status diri penting bagi pendatang maupun pribumi. Pribumi jangan tinggi hati, menunjukkan eksistensi dan bersikap egois, dan pendatang jangan sampai lupa diri, sadari dia berada di wilayah baru, maka harus turut serta menjaga, menghormati budaya sekitar, dan saling membantu karena Allah SWT dan Rasul-Nya.(MUKHRIJ/Debar)