Merasa Dicurangi, Ketum KONI Kota Depok dan Pengurus Tidak Hadiri Penutupan Porprov XIV Jabar
DEBAR.COM.-DEPOK- Sebagai bentuk protes keras atas kecurangaan yang dialami kontingen atlet Kota Depok pada perhelatan Porprov XIV Jawa Jabar Tahun 2022, Ketua Umum KONI Kota Depok beserta pengurus tidak mengahadiri acara penutupan yang digelar pada Sabtu, (19/11/2022).
“Pelaksanaan Porprov Jabar 2022 disembilan Kota Jawa Barat berakhir meninggalkan kenangan pahit. Semua itu dirasakan kontingen Kota Depok khususnya dan 17 Kota lain yang tidak menjadi tuan rumah penyelenggara. Untuk itu saya dan pengurus tidak menghadiri acara penutupan, bentuk protes kekecewaan kami,” kata Ketua Umum KONI Kota Depok, Herry Suprianto, Senin (21/11/2022).
Herry mengatakan, semua itu bersumber adanya intervensi ‘Dewan Hakim’ KONI Jabar melalui ‘Surat Sakti’ yang sering menekan panitia pertandingan dibeberapa cabang olahraga di sembilan kota yang menjadi tuan rumah penyelenggara.
“Seperti halnya kejadian di cabang atletik dan muaythai jelas-jelas merugikan atlet Kota Depok dalam perburuan medali emas. Agus Prayogo dalam Raker Pengcab PASI Jabar hanya boleh tanding di satu nomor. Kenyataan dilapangan tanding 3 nomor. Dari situ sudah jelas kontingen Kota Depok ‘Kecolongan’ medali emas,” ungkapnya.
Herry memaparkan, kehilangan satu medali emas lagi terjadi di lompat jauh. Muhamad Fachri di nomor lompat jauh putra meraih medali perak jarak 7,04 m. Hal itu terjadi setelah atlet ‘Siluman’ yang tidak melalui babak kualifikasi bisa tanding di Porprov Jabar XIV tahun 2022. Dikatakannya, adanya atlet Siluman yang ikut tampil di lompat jauh, Fachri yang seharusnya meraih medali emas jadi perak. Dengan hilangnya satu lagi medali emas di cabang lompat jauh, kontingen Kota Depok secara keseluruhan kecolongan 4 medali emas.
“Hal itu yang cukup menyakitkan di Porprov Jabar XIV bisa kemasukan atlet ‘Siluman’,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan, begitu juga pada pertandingan muaythai, atlet Depok atas nama Rian Rinaldy di nomor seni pada sore harinya dinyatakan meraih medali perak. “Eh pada malam hari sekitar pukul 22.00 dinyatakan meraih medali perunggu oleh Dewan Hakim,” ucapnya.
Begitu juga saat turun di kelas 67 kg, pertandingan partai final digelar pukul 23.00. Namun karena ketangguhan Rian Renaldy wasit tidak mempunyai ‘alasan’ untuk mengalahkan. Dengan nilai cukup telak Rian berhasil meraih medali emas bagi Depok.
“Kondisi yang tidak normal ‘Aneh Tapi Nyata” itu juga terjadi di cabang lain baik silat, tenis dan beberapa cabang lainnya dialami daerah lain yang menurunkan atletnya di Porprov Jabar,” ujar Herry.
Lebih anehnya lagi jumlah medali yang diperebutkan ‘membengkak’ dari jumlah sebelumnya yang sudah diumumkan panitia Porprov Jabar XIV tahun 2022. Sebelumnya berjumlah 1.044 medali yang diperebutkan. Saat menjelang penutupan berubah menjadi total 1.049 medali.
Tekanan Mental
Semua itu membuat ajang Porprov Jabar XIV dikenal dengan ‘julukan amburadul’ alias bobrok. Bahkan tidak lagi menjunjung azas ‘Sportifitas’ sebagai alat pemersatu atlet.
Melalui berbagai cobaan mental yang dialami para atletnya, Ketua Umum KONI Depok Herry Suprianto hanya bisa mengelus dada. Karena selama mendampingi atletnya di Porprov Jabar sudah berjuang seoptimal mungkin untuk memberikan pembelaan dengan melakukan protes keras. Namun hasilnya, kalah lawan ‘Surat Sakti’ dari Dewan Hakim.
“Melalui berbagai tekanan mental yang dialami para atlet dan menyadari sulit untuk mencapai target masuk 10 besar. Kontingen Kota Depok masuk peringkat 14 dengan mengumpulkan 15 emas, 28 perak dan 41 perunggu,” katanya.
Dirinya tetap bersyukur, Kontingen Kota Depok dalam perolehan medali lebih bagus dari tahun sebelumnya ketika Porprov Jabar di gelar di Bogor. Peningkatan 1 emas, 14 perak dan 12 perunggu merupakan perjuangan cukup panjang yang dihasilkan atlet Depok, apalagi melawan kekuasaan SK 134 yang diturunkan menjelang Porprov Jabar digelar.
“Semoga kejadian di Porprov Jabar XIV tahun 2022, tidak terulang kembali di tahun mendatang,” tandasnya. (AR/Debar)