Syiar Debar ‘Guru Kenyang Gombalan’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Guru adalah profesi yang amat mulia. Hal ini karena Islam memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu dengan sabda Rasulullah SAW “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Dan proses menuntut ilmu tidak akan terlaksana tanpa adanya guru. Lain lagi Firman Allah SWT yang menyatakan bahwa orang yang berilmu itu tidak sama dengan yang tidak berilmu, dan orang yang berilmu itu adalah guru.
Bukan hanya Nash syariat yang menyatakan kemuliaan guru, manusiapun mengakui mulianya seorang guru, manusia memuja muji guru dengan banyak pujian. Mulai dari “Pahlawan tanpa tanda jasa”, “Embun dalam kehausan”, pelita dalam kegelapan” dan lain sebagainya, namun itu semua cenderung sebatas pujian atau kata-kata gombal. Pada tataran aplikasi, guru cendrung dianggap sebelah mata, profesi akhir saat tidak bisa berkarir di bidang yang lebih komersil.
Guru mungkin profesi yang paling sering dicekoki kata ikhlas. Dan memang itulah kode etik syariat bagi siapapun yang ingin menjadi guru, sehingga ilmunya yang mulia itu tidak dijual murah dengan dihitung dalam bentuk materi semata. Namun, keikhlasan itu biarlah menjadi urusan antara guru dan Allah SWT, bukan dituntut oleh manusia. Tugas manusia, murid, atau pimpinan lembaga pendidikan adalah menghormati, memuliakan, dan menjaga keikhlasan guru.
Liberalisme dalam dunia pendidikan sebenarnya nyaris menghilangkan substansi guru. Guru dalam banyak lembaga pendidikan khususnya yang komersil cendrung mengarah ke butuh pendidikan atau paling tidak karyawan industri pendidikan.
Maka, tanpa dipuji, guru sejatinya adalah profesi yang terpuji. Bahkan Ali bin Abi Thalib mengatakan “Aku adalah budak bagi (guru) yang mengajarkan ku satu huruf. Dan para ulama benar-benar mengaplikasikan itu, diantaranya dengan tidak membantah perintah guru, menghormatinya sebagaimana orang tua sendiri, mendoakan, membahagiakan, dan menjaga nama baiknya. Tetapi yang paling penting, jaga keikhlasan guru dengan meringankan kebutuhannya, dan itulah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya sekedar kata kata gombal. (MUKHRIJ/Debar)