Syiar Debar ‘Yang Paling Dekat Dengan Rasulullah SAW’ Oleh: Ustad Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Ketika berbicara tentang siapa yang paling dekat dengan Nabi Ibrahim as, Allah swt berfirman : “Orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang yang mengikutinya, dan Nabi ini (Muhammad), dan orang yang beriman. Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran : 68). Firman Allah SWT ini sebagai jawaban sekaligus bantahan terhadap Yahudi dan Nasrani yang mengklaim paling dekat dengan Nabi Ibrahim, bahkan mengklaim bahwa Ibrahim as beragama seperti mereka.
Tidak jauh berbeda dengan Nabi Ibrahim as, banyak sekali yang mengklaim paling dekat dengan Rasulullah SAW, yang paling kuat diantaranya adalah klaim atas nama keluarga (dzurriyat). Namun dengan melihat ayat di atas tentang siapa yang paling dekat dengan Nabi Ibrahim as, sebelum disebut nama Nabi Muhammad SAW yang juga keturunan dari Ibrahim as, Allah SWT terlebih dahulu menyatakan bahwa yang paling dekat itu adalah yang paling mengikuti jalan Nabi Ibrahim as yaitu menyembah Allah SWT dan tidak mempersekutukannya.
Lalu siapa yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW? yang pasti ini tidak bisa diukur dengan hartanya, jabatannya apalagi dari baju dan jubbahnya bahkan segi keturunannya. Yang paling dekat adalah yang paling baik akhlaknya, siapapun dia. Dari Jabir bin Abdullah ra, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.” (HR. Tirmizi)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa yang paling dekat dengan Rasulullah SAW adalah yang paling banyak bersholawat “Sesungguhnya di antara kalian yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang paling banyak bersalawat terhadapku.” (HR. Baihaqi). Tentu saja yang menjadikan seseorang dekat sekali dengan Rasulullah. Adalah menyantuni anak yatim “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” sabda beliau sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau dengan agak merenggangkan keduanya. (HR. Al Bukhari)
Dari riwayat-riwayat yang telah disebutkan, jelas sekali bahwa siapapun memiliki kesempatan untuk dekat dengan Rasulullah SAW di akhirat kelak dalam artian kedekatan yang mulia, karena banyak yang dekat secara fisik dengan Rasulullah saw di dunia, tetapi jauh hatinya, seperti Abu Jahal. Maka, kedekatan bersamanya tidak lagi menjadi kedekatan yang sifatnya klaim, melainkan harus dibuktikan dalam kesesuaian akhlaknya yang mulia dan kebermanfaatan bagi sesama. (MUKHRIJ/Debar)