SYIAR DEBAR: Pahala Lenyap Gara-Gara Whatsapp
Oleh : Ustad Mukhrij Sidqy, MA
(Majlis Taklim Fusda Al-Amjad Kota Depok)
DEBAR.COM.-DEPOK- Siapa tak kenal whatsapp?, semenjak rilisnya sembilan tahun lalu (2009), Whatsapp (WA) kini menjadi media komunikasi paling populer di dunia. Banyak fasilitas yang dapat digunakan untuk mengirim pesan, baik literal (tulisan), audio (rekaman suara), maupun visual (video). Manfaat yang besar dari whatsapp ini sebenarnya sangat sejalan dengan sabda Nabi SAW “sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia”.
Bila mengingat hadis di atas, sebenarnya kita sebagai muslim patut malu semalu-malunya. Kenapa? Karena hadis tersebut telah di praktekkan non muslim dalam membuat media komunikasi canggih. Sementara banyak muslim, khususnya di Indonesia malah menggunakan WA untuk menyebar dosa, dengan ghibah, fitnah, caci maki dan sejenisnya. Termasuk menyebar meme (gambar-gambar) seseorang untuk di jadikan bahan ejekan.
Banyak orang hapal nasehat Rasulullah SAW ini “Mencaci maki seorang muslim itu perbuatan fasik (dosa)”, tapi hapal hanya sekedar hapal, dalam prakteknya, apalagi di masa-masa politik seperti saat ini, bukan hanya orang awam, bahkan yang di kenal sebagai tokoh agama, ustadz bahkan kyai pun tak luput dari perbuatan fasik tersebut. Bagaimana caranya? Ya, dengan menjadikan foto seseorang (meme) sebagai objek candaan, celaan, ghibah dan fitnah di WA.
Jika kita merunut, Rasulullah SAW sudah mengingatkan sebagaimana di kutip oleh Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya-nya “akan datang satu zaman, banyak penceramahnya, tapi sedikit ulamanya dan ilmu lebih penting dari amal”. Saat ini banyak orang hapal dalil, mengetahui ini fitnah, ini ghibah, ini dosa, tapi tetap saja, limpahan kuota, canggihnya gadget, cekatannya jemari ditambah hawa yang merasa benar sendiri, membuat seseorang tak ragu menyebar dosa di WA.
Perlu diingat, bahwa di akhirat nanti ada yang disebut “al-muflis” (orang yang bangkrut), siapa dia?, ya, para ahli ibadah, ahli shalat, puasa, umrah dan haji, tetapi gemar mencaci, memaki, menjadikan orang lain yang padahal tak di kenalnya dengan baik sebagai objek hinaan. Kelak di akhirat objek tersebut akan meminta pertanggung jawaban yang mendzaliminya. Maka janganlah puasa, sodaqoh, ilmu, sholat kita lenyap gara-gara whatsapp. (MS/Debar)