Ulama Miliki Peran Vital Pembentukan Karakter, Ilmu, Moral dan Tradisi
DEBAR.COM.-DEPOK- Gempuran arus informasi baik melalui media cetak, elektronik, sosial media telah menjadi ancaman yang bisa melunturkan nilai-nilai moral dan tradisi. Ulama memiliki peran vital dalam pembentukan karakter dan ilmu agama. Hal itu dibenarkan Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada KH. Burhanuddin Marzuki seusai acara Halaqoh Alim Ulama. Menurutnya, saat ini yang diperlukan adalah sosok Ulama panutan dengan keteladanan dan keilmuannya.
“Saat ini masyarakat sudah pada pintar. Karena dengan kecanggihan teknologi, semua bisa dicari diketahui dengan cara cepat. Untuk itu, Ulama sangat dibutuhkan masyarakat dalam membimbing umat menuju kebahagiaan dunia akhirat,” ujarnya seusai acara Halaqoh Alim Ulama baru-baru ini.
Menurutnya, kondisi masyarakat saat ini ingin mencari sesuatu dengan cepat dan instan. Hal serupa juga pada pencarian ilmu agama, banyak yang ingin mendapatkannya secara cepat tanpa melalui tatap muka seorang guru.
“Kita ini menghadapi umat yang pintar, karena zamannya yang serba canggih dan pintar. Dengan adanya teknologi, apalagi dengan adanya Handphone pintar semua bisa dicari dan ditemukan jawabannya dengan cepat. Ibaratnya, semua bisa dicari melalui google tapi perkara benar atau salah tidak mengerti,” terang mantan Ketua PC NU Kota Depok ini.
Ia menambahkan, dalam menuntut ilmu atau transfer of knowledge diperlukan adanya tatap muka antara seorang guru dan murid. Terlebib lagi, lanjutnya, Ulama memiliki peran di masyarakat yaitu: sebagai suri tauladan, berakhlak mulia, menjaga sifat wara’ dan lainnya.
“Saat ini seakan menjadi trend, kalau Ulama itu harus terkenal dan akan banyak pengikutnya. Sebenarnya, tidak perlu dipublikasikan orang akan ikut dengan sendirinya. Karena dimulai dengan akhlak, konkrit dan perhatian pada umat. Apalagi, kondisi sekarang ini kalau kita mengajar murid bisa lebih pintar karena adanya smart phone,” jelasnya.
Sedangkan Habib Abu Bakar mengungkapkan sejak kecil masyarakat diajar oleh Ulama dengan menghargai kearifan lokal. Diantaranya: ziarah kubur, tahlil, yasinan, maulidan, dan lainnya. Menurutnya, tradisi yang baik tersebut jangan sampai terkikis oleh zaman dan kelompok yang sengaja menghapus itu semua.
“Kita ini sudah di didik sejak kecil untuk mengenal Ulama oleh orang tua. Maka jangan sampai kebudayaan dan kearifan lokal yang biasa kita lakukan ini hilang. Teruslah jaga tradisi warga NU dan jangan sampai kita terprovokasi oleh Wahabi,” paparnya.
Sementara itu, Abuya Muhtadhi bin Abuya Dimiyathi Cidahu juga mengajak agar para Ulama bersatu padu menjaga keutuhan NKRI. Meski begitu, dirinya juga merasa prihatin dengan kondisi generasi saat ini dalam pengaruh negatif.
“Mari kita jaga persatuan dan keutuhan NKRI. Waspadai generasi muda saat ini yang terkena pengaruh miras, narkoba dan lainnya. Agar tetap menjadi generasi yang baik dan turut serta membangun bangsa,” tandasnya.(MFR/Debar)