SYIAR DEBAR: ‘Menyikapi Janji Para Pencari Jabatan’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Sudah menjadi hal yang lumrah di Negeri ini, para calon pejabat yang ingin merebut hati rakyat gemar sekali mengumbar kepada rakyat atau konstituennya. Para calon pejabat tersebut tak tanggung dalam berjanji, dengan mendengar janji mereka, seakan-akan kehidupan rakyat akan menjadi kehidupan surgawi jika mereka terpilih. Entah kapan tradisi umbar janji ini dimulai, akhirnya janji menjadi hal yang murah, padahal seorang mukmin sadar, bahwa janji itu akan ditagih diakhirat kelak.
Masa-masa transisi dari Rasulullah SAWkepada Abu Bakar Shiddiq RA, tak pernah terdengar janji manis dari Abu Bakar. Beliau hanya mengatakan “Aku bukan yang terbaik diantara kalian, meski begitu akulah yang telah menjadi wali kalian. Maka apabila kalian melihatku dalam kebenaran, bantulah, dan apabila aku melakukan kebatilan, cegahlah…”. Ungkapan seperti ini tidak lahir kecuali dari jiwa yang penuh kerendah hatian, berhati-hati dengan jabatan, dan menyadari kedudukan janji yang akan menjadi hutang.
Calon pejabat yang mudah berjanji sejatinya sedang mengekang dirinya sendiri. Bagaimana tidak, bukan hanya rakyat yang akan menagihnya, kelak pengadilan akhiratpun akan meminta pertanggung jawabannya. Bahkan, orang yang pandai mengobral janji hanya untuk diingkari merupakan ciri yang sangat jelas dari orang yang munafik, dan orang munafik akan ditenpatkan pada serendah-rendahnya tempat di Neraka (dark al-asfal min an-nar).
Sebagai rakyat, hendaknya kita menyadari, bahwa semakin surgawi janji pejabat itu, semakin dia berdusta. Maka, dalam rangka menjadi rakyat yang cerdas, lihat kontribusi calon pejabat tersebut selama ini di masyarakat, dan program kerja konkrit yang ingin dilaksanakan. Jika selama ini yang bersangkutan tidak kontributif di masyarakat, maka hampir dipastikan, jabatan hanya akan menjadi bahan uji cobanya, dan janjinya hanya menjadi pemanis bibirnya.
Rakyat yang cerdas akan sadar, bahwa pejabat yang pandai umbar janji sebenarnya tak memiliki prestasi untuk dipromosikan. Dan rakyat seharusnya sadar pula, bahwa tanda ketidak mengertian seorang pejabat akan pertanggung-jawaban akhirat adalah pandai umbar janji. Jadilah rakyat yang sadar, lihatlah calon pejabat yang memang sudah terbukti memiliki kontribusi nyata, dan tak terlalu melangit saat berjanji, namun logis dan terukur dalam rencana programnya.(MS/Debar)