SYIAR DEBAR ‘Qurban dan Kepemimpinan’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Qurban memiliki makna dasar “dekat” (qaruba), kemudian berkembang menjadi _qarraba_ yang maknanya mendekati, bentuk invitifenya _qurbânan_ yang makna bahasanya pendekatan, lalu melebur secara syariat yang bermakna pendekatan yang dilakukan seorang hamba dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dari sini jelas tujuan Qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk bisnis, pencitraan, atau memamerkan kekayaan.
Orang yang berani bahkan pandai berqurban adalah orang yang sangat potensial untuk menjadi pemimpin. Karena qurban dalam makna yang luas bukan hanya mengalirkan darah hewan qurban, lebih dari itu, qurban adalah kesanggupan seseorang untuk menunda kenyamanan dirinya demi kenyamanan orang lain yang berada dalam tanggung jawabnya, inilah pemimpin sejati, bukan mereka yang justru merasakan nyaman lebih dulu sementara orang lain yang seharusnya berada dalam tanggungannya malah menderita.
Qurbannya Nabi Ibrahim AS juga memberi pelajaran ketegasan seorang pemimpin rumah tangga. Bahwa tujuan berumah tangga berupa ridho Allah adalah sesuatu yang tidak bisa ditukar, tidak dengan harta bahkan anak tercinta sekalipun. Karena fakta membuktikan, betapa tuntutan hidup dan keinginan keluarga tak jarang membuat pemimpin rumah tangga kalap mata, hingga melanggar berbagai larangan Allah, atas nama keluarga, di sinilah ketegasan pemimpin rumah tangga di uji.
Tak beda dengan Siti Hajar dan Nabi Ismail AS yang juga berqurban, Siti Hajar berqurban dengan kasih sayangnya kepada buah hati tercintanya, sedang Ismail as berqurban dengan dirinya. Hal ini mereka lakukan demi mencapai tujuan bersama. Artinya, jika hanya pemimpinnya saja (Ibrahim as) yanh berqurban sementara yang lain menolak, tujuan Ridho Allah tidak akan tercapai. Di sinilah pemimpin bersama rakyat harus berani dan siap berqurban, jangan hanya saling cari untung.
Dari beberapa hikmah di atas, penting kiranya dalam konteks mencari pemimpin untuk mencari pemimpin yang memang sudah punya jejak rekam pandai berqurban demi masyarakatnya, tetapi jangan lupa, sebagai rakyat juga harus bahu membahu bersama pemimpin untuk siap berqurban. Dengan karakter inilah sebuah masyarakat dan bangsa akan menjadi hebat, dengan karakter pandai berqurban. (MS/Debar)