GDS Gelar Penyambutan Siswa Baru Berbasis Online-Offline
DEBAR.COM.-GROGOL, DEPOK- Lembaga Pendidikan GHAMA d’leader school (GDS) yang memiliki 8 unit sekolah yakni SD Islam GHAMA Junior, SMP Islam GHAMA AL Fatih, SMP Gelora, SMK Nasional, SMK Ekonomika, SMK GHAMA Caraka, SMK Leader dan SMA Islam GHAMA Ar Rasyid mengadakan kegiatan penyambutan siswa-siswi baru, yang diselenggarakan di Gedung A SMK Ekonomika pada Senin (13/07/2020).
GDS menerapkan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh guna pencegahan penyenaran virus Corona (Covid-19) dilingkungan sekolah. Sebanyak 19 siswa siswi baru yang hadir mewakili dalam kegiatan yang diselenggarakan secara online dan dapat diakses oleh 600 lebih peserta lainnya dari rumah.
H. Acep Al Azhari selaku Direktur Utama GDS dalam sambutannya mengatakan, fenomena baru terjadi pada pendidikan saat ini, sekolah harus mampu menciptakan sebuah strategi. Strategi yang diterapkan GDS mengacu pada inti kurikulum yaitu membangun jiwa kepemimpinan didalam diri anak-anak.
“Strategi yang diterapkan disekolah terdiri atas dua kanal yaitu online dan offline. kanal online dimana guru-guru menyiapkan video dan slide yang di butuhkan ketika proses pembelajaran. Lalu strategi yang kedua yaitu offline, dari 100% selama 6 bulan proses pembelajaran, akan menggunakan 30% secara offline dengan tetap memakai protokol kesehatan,” kata H. Acep Al Azhari.
Dipaparkan H. Acep, hal yang menarik pada generasi saat ini atau generasi milenial, yaitu disuguhi oleh informasi baik yang positif maupun negatif. Hal tersebut membuat GDS menciptakan sebuah konsep dengan menciptakan siswa-siswi yang mempunyai jiwa kepemimpinan, yang didasari oleh pemahaman Al-Quran secara bertahap.
“InsyaAllah GDS kelak mampu menciptakan generasi milenial menjadi seorang pemimpin yang di landasi Al-quran,” paparnya.
Sementara menurut Ike selaku orang tua murid mengatakan, di era saat ini dukungan dan pengertian peranan orangtua sangat dibutuhkan. Dari sini juga akan diketahui, bagaimana seharusnya orangtua memberikan pendidikan kepada anak, sekaligus memahami apa saja yang anak butuhkan.
“Kalau saya, selama anak melakukan pembelajaran via online, sebisa mungkin saya yang mendampinginya,” ucapnya.
Sedangkan Abdillah selaku siswa baru di SMK Nasional mengaku, sekolah berbasis online bukanlah hal yang mudah, kecanggihan teknologi menuntutnya untuk lebih mandiri.
“Menurut saya pembelajaran menjadi tidak maksimal, lalu banyak hal yang tidak bisa dipahami, saya berharap pandemi ini berakhir dan sekolah menjadi normal kembali, serta bisa bertemu dengan teman-teman lainnya,” pungkasnya.(RSK/Debar)