Sekolah Dai, Ilmu Bermanfaat Tak Bisa Diperoleh Secara Online
DEBAR.COM.-CIAWI, BOGOR.- Jelang penutupan Sekolah Dai Pemberdaya yang diselenggarakan di Pesantren Algebra International Islamic Boarding School (IIBS), Panitia memberikan pembekalan. Dewan Masyayikh Pesantren Algebra IIBS KH. Agus Mulyana menjelaskan seputar program Sekolah Dai. Menurutnya, program tersebut merupakan sinergi kerjasama strategis antara Pesantren Algebra IIBS dan Dompet Dhuafa (DD). Ia menambahkan, Allah membebankan kepada umat Muhammad untuk menjadi penyeru kebaikan, membawa umat manusia menuju kemuliaan Islam.
“Kami menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran Syekh Ammar.
Mudah-mudahan program ini akan terus berkembang sesuai harapan,” ujarnya seusai pembekalan akhir untuk para Dai di Masjid Agung Harakatul Jannah, Ciawi, Bogor, Senin (07/12/2020).
Syekh Ammar Azmi Ar-Rafati Al-Jailani Al-Hasani menyampaikan bahwa dakwah memiliki banyak cara dan metodologi. Menurutnya, dakwah juga ditujukan untuk individu maupun kolektif. “Dakwah menjadi kewajiban semua komponen umat Islam,” terangnya
Menurutnya, dakwah selayaknya dilakukan dengan cara yang tepat dan menjunjung kesantunan. Sehingga pesan dakwah bisa tersampaikan dengan baik. Sebagaimana yang disampaikan dalam Hadis Nabi, barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah mengubah dengan tangannya (kekuasaan), jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati.
“Hadis ini secara spesifik memberikan penegasan bahwa setiap komponen memiliki tugas sesuai kemampuan dan kewenangannya,” terang keturunan Syekh Abdul Qodir Al-jailani ini.
Dirinya melarang para peserta Dai untuk mengambil ilmu dengan cara online. Pasalnya, ilmu yang bermanfaat diperoleh melalui proses mulazamah, yaitu berinteraksi langsung dengan guru. “Mencari ilmu yang bermanfaat harus dibimbing oleh seorang guru melalui mulazamah berinteraksi langsung dengan ulama atau guru yang kredibel. Al-ilmu nafiun bimulazamatil ulama. Menuntut ilmu melalui online dilarang karena kita tidak tahu perilaku ulama online dan juga tidak tahu para pengikutnya,” tandasnya.
Di akhir kajian Syekh Ammar berpesan kepada Dai DD yang akan dikirim ke beberapa pelosok Indonesia, jangan berdakwah dengan hadis dhoif, jangan mencaci individu maupun organisasi, berbicaralah dengan lembut dalam berdakwah, jangan menjatuhkan kepribadian seseorang, berinteraksi dengan baik di tengah objek dakwah, dakwah hendaknya dilakukan secara bertahap, seorang Dai harus tampil dengan penampilan yang indah.
”Dengan pembekalan ini, diharapkan para Dai akan semakin bertambah wawasan dan kompetensinya,” pungkasnya.(MFR/Debar)