Syiar Debar ‘Mengukur Semangat Ibadah’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Haji dan qurban benar-benar menjadi tolak ukur semangat kita dalam beribadah dan kesediaan berkorban untuk agama. Betapa tidak, berapa banyak dari kita yang selalu mengatas namakan ketidak mampuan dan kebutuhan hidup untuk haji dan berqurban, tetapi selalu memperturutkan keinginan yang sifatnya materialis.
Setelah ibadah haji dan qurban usai, ternyata kita tidak termasuk dari yang melakukan keduanya, mari kita tanya diri kita sendiri, adakah keinginan untuk menunaikan keduanya meronta ronta di dalam jiwa kita, atau itu berlalu biasa saja? Jika memang tidak ada keinginan yang hebat untuk menunaikan dua hal tersebut, sungguh jiwa kita telah terpenjara di dalam sel kerendahan, materialisme, dan hamba syahwat.
Allah SWT dalam hadis qudsinya mengatakan bahwa “Aku bersama hamba-Ku saat ia mengingat-Ku”. Bisa kita pahami, saat jiwa kita dipenuhi semangat dan rencana untuk menunaikan haji dan qurban, berarti kita mengingat Allah SWT, dan saat selama itulah Allah SWT dekat kepada kita.
Ruh kita haus dan lapar akan konsumsi spiritual, sementara fisik kita membutuhkan materi. Maka hanya dengan ibadahlah ruh akan kenyang dan sehat, dan ruh begitu mendambakan ibadah. Jika keinginan ibadah sudah hilang, boleh jadi ruh kita sudah sakit atau bahkan mati, jadilah kita manusia-manusia rendah, yang hidup hanya untuk memperindah rumah, baju dan kendaraan, dan jauh dari himmah ‘aliyah (cita cita luhur).(MUKHRIJ/Debar)