Syiar Debar ‘Hikmah Persaudaraan Yang Baik’ Oleh: Ustad Dr.KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Nabi Harun as adalah salah satu dari dua puluh lima Nabi yang wajib diketahui. Meski tidak banyak cerita tentangnya dalam Al-Quran, namun kisahnya hingga menjadi Nabi sangat unik. Betapa tidak, Harun menjadi Nabi melalui jalur rekomendasi atau melalui doa saudaranya sendiri yang tak lain adalah Nabiyullah Musa as, meski kita meyakini bahwa pangkat kenabian adalah hak preogatif Allah SWT dan tidak dapat diusahakan. Kisah Nabi Harun as ini diabadikan di dalam Al-Quran ketika Nabi Musa as berdoa :
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.” (Q.S Thaha: 25 – 35).
Ayat di atas tidak hanya berbicara tentang doanya Nabi Musa as, tetapi hikmah lain yang bisa kita petik adalah betapa saudara yang baik akan memberikan keberkahan dari doa-doanya untuk saudaranya. Saudara yang shalih akan menaikkan derajat saudaranya, saling menguatkan, saling mendukung, dan semua dalam rangka menjalankan perintah Allah SWT, bukan sebaliknya.
Tidak semua orang beruntung dalam hubungannya dengan saudara-saudaranya. Bukankah Nabi Yusuf as berencana ingin dibunuh oleh saudara-saudaranya. Walaupun pada akhirnya Nabu Yusuf as memaafkan saudara-saudaranya yang telah mendzaliminya tersebut. Ini membuktikan bahwa saudara kita bisa menjadi penguat langkah kita, tetapi ada kemungkinan juga, langkah kita dihambat oleh saudara kita sendiri, atau bahkan kita yang memperlambat langkah saudara kita.
Dari kisah Nabi Musa dan Harun as kita menyadari, bahwa persaudaraan itu perlu dijaga dan dirawat. Jika dengan persaudaraan tersebut dapat menguatkan langkah perjuangan kita menuju Allah SWT, maka jangan ragu meminta kepada Allah untuk melanggengkan dan semakin menguatkan persaudaraan tersebut. Dan jika persaudaraan tersebut berpotensi menjauhkan diri kita dari Allah, hendaknya sesama saudara saling mengingatkan, demikianlah persaudaraan akan diberkahi. (MUKHRIJ/Debar)