Keren! Alat Sensor AI Karya Mahasiswa Petakan Jalan Rusak Dengan Akurat

DEBAR.COM.-DEPOK- Masih ingat jalan rusak di Lampung yang menjadi viral? Ternyata BPS mencatat pada tahun lalu terdapat 179 ribu km atau 31,9% jalan di Indonesia yang rusak dan 15,9% diantaranya rusak berat. Alhasil, kondisi ini turut berdampak pada ekonomi nasional.

Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira memgatakan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang mencapai 6,2 antara lain akibat kurang apiknya infratruktur jalan. ICOR adalah angka (dalam skala 1-10) yang menunjukkan besarnya penambahan investasi untuk menghasilkan tambahan output. Semakin besar ICOR suatu daerah berarti makin tidak efisien investasi di wilayah tersebut.

Pemerintah pun tidak tinggal diam, melalui Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran Rp 14,64 triliun untuk perbaikan jalan. Angaran itu akan dikucurkan untuk memperbaiki 2.740,8 km jalan dan 1.350 meter jembatan.

Seraya pemerintah berupaya memperbaiki jalan, tiga mahasiswa Teknik Elektro Universitas Pertamina (UPER) yaitu Alya Aprimavista, Muhammad Harish, dan Pande Kadek menginisiasi pembuatan sensor jalan rusak bernama RoadSense. Alat ini mampu mendeteksi jalan rusak secara instan, dengan tingkat akurasi mencapai 88,4%.

Alya Aprimavista mengatakan, RoadSense bekerja dengan menggunakan sistem pemetaan berbasis deep learning, dan mudah digunakan pengendara kendaraan bermotor.

“RoadSense dapat diletakkan pada bagian bawah mobil atau motor. Ketika melewati jalan yang rusak, sistem langsung mendeteksi dan mengirimkan informasi ke situs web RoadSense. Sehingga data yang diperoleh dapat diolah untuk menghasilkan titik koordinat lokasi jalan yang rusak,” kata Alya Aprimavista saat diwawancarai via daring (11/10/2023).

Alya dan kedua rekannya memyebutkan, dalam pembuatan alat sensor tersebut, memanfaatkan sistem Artificial Intelligence (AI) seperti Python, Yolo V5, TensorFlow, Keras dan PyTorch. Piranti lunak digunakan dalam membaca area jalan rusak dan mengkalkulasi luas serta volume lubang pada jalan yang rusak.

“Penggunaan AI menjadi salah satu tantangan kami dalam pengembangan sensor. Kami mesti bisa mengelaborasikan perangkat keras yaitu alat sensor, dengan piranti lunak. Kami berharap identifikasi data jalanan rusak oleh RoadSense dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah untuk memperbaiki, serta membantu pengguna jalan dalam mengetahui titik jalan yang rusak,” ungkapnya.

Dikatakan Alya, berkat inovasi tersebut, dirinya dan tim berhasil meraih gelar juara pertama perhelatan kompetisi GEMASTIK atau Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Sementara dosen pembimbing Tim RoadSense, Muhammad Roffi, S.T., M.Eng., Ph.D menjelaskan pemanfaatan Artificial Intelligence menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan di Universitas Pertamina.

“AI dan metode deep learning yang dipelajari mahasiswa di bangku kuliah, membantu mereka dalam membangun sistem RoadSense. Dimulai dari pembuatan indikator kerusakan jalan seperti keretakan, deformasi dan lainnya. Sistem ini juga telah diuji coba pada jalan di wilayah Jakarta dan Bogor sejauh 90 km,” ujarnya

Dirinya menambahkan, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di Universitas Pertamina. Universitas Pertamina membuka jalur masuk melalui beberapa kategori seperti Jalur Tes Tertulis, Jalur Tes Nilai Rapor serta Seleksi Berdasarkan Nilai SNBT.

“Untuk informasi selengkapnya dapat mengakses melalui laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/,” pungkasnya. (AR/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button