Jadikan Generasi Bangsa Yang Unggul, Yayasan Al-Kamilah Depok Gelar Sosialisasi Pendidikan Karakter

DEBAR.COM.-DEPOK- Indonesia 2045 memang masih 25 tahun lagi, namun pada dasarnya bibit-bibit unggul itu sudah ada dari sekarang. Anak-anak kecil maupun yang baru lahir tahun ini sudah berada di sekeliling kita. Merekalah yang akan memimpin bangsa ini di tahun 2045 kelak. Di tangan mereka yang masih bayi dan anak-anak sekarang inilah, masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.

Ledakan kelahiran yang diperkirakan membludak pada tahun ini dan tahun 2021 karena situasi pandemi ini menjadi hal yang perlu diberikan perhatian khusus. Bayi lahir pada tahun tersebut akan menjadi penduduk berusia produktif pada 2045 mendatang.

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan Bonus Demografi, yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari.

Generasi Masa Depan Indonesia

Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi Generasi Emas 2045.

• Memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif
• Damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat.
• Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan
• Berperadaban unggul.

Apa Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter usaha yang disengaja untuk memahami nilai etika. Mengutip publikasi 8 Upaya Penerapan Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik di Sekolah, Pendidikan Karakter susunan nilai, budi pekerti, moral, watak.

Pada hakekatnya, Pendidikan Karakter tersebut didefinisikan sebagai usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak bersandarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Pendidikan Karakter harus selalu diajarkan, dijadikan kebiasaan, dilatih secara konsisten dan kemudian barulah menjadi karakter bagi peserta didik.

Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan kemampuan memberikan keputusan baik atau buruk, keteladanan, memelihara dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan.

Mengutip publikasi Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai), Pendidikan Karakter bukan sekadar mengajarkan benar dan salah. Pendidikan Karakter adalah menanamkan kebiasaan tentang yang baik, sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan itu.

5 Contoh Pendidikan Karakter :

• Religius : mengacu ajaran agama yang dianutnya dan mengutamakan hidup rukun dan toleransi.
• Jujur : karakter yang terbentuk dari sikap amanah. Memiliki pribadi jujur membuat diri menjadi seseorang yang selalu dipercaya dalam hal apa pun.
• Toleransi dan menghargai.

Sifat toleransi dan saling menghargai kepada masyarakat lainnya. Contoh dalam perilaku sehari-hari tidak memaksakan pendapat sendiri di atas kepentingan golongan, dan menghargai pemikiran orang lain

• Disiplin
Menunjukkan perilaku tertib terhadap berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dilakukan menaati peraturan cara berpakaian dan selalu tepat waktu.

• Peduli lingkungan
Sikap peduli lditerapkan selalu menjaga lingkungan, seperti membuang sampah di tempatnya.

Pendidikan Karakter di Era Digital

Pada era digital saat ini, jarang sekali terlihat anak-anak bermain dengan permainan tradisional. Permainan tradisional memupuk rasa persaudaraan dan keakraban, anak-anak jadi lebih kreatif dengan menggunakan permainan tradisonal.

Anak zaman sekarang ini banyak berintegrasi dengan teknologi, seperti gadget dan vidoe games. Kini, waktu yang dihabiskan anak-anak dengan media setiap hari lebih banyak. Waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi 3 jam di hari sekolah dan 7.4 jam pada hari libur, waktu bermain internet rata-rata 2.1 jam.

Anak-anak era digital telah banyak dimanjakan dengan teknologi yang serba canggih, seperti mencari bahan pembelajaran melalui situs Google, permainan tradisional sudah banyak ditinggalkan.

Ciri-ciri Generasi Digital adalah sebagai berikut:

• Generasi digital ramai-ramai membuat akun di media sosial untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka ada.
• Generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan, dan berfikit lebih agresif.
• Generasi digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi.
• Generasi digital selalu mengakses dengan Google, Yahoo, atau situs lainnya. Kemampuan belajar mereka jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka.

Pendidikan karakter sangat dibutuhkan di Yayasan Al-kamilah, Santri dengan usia yang sangat muda harus diberikan bekal yang cukup pada karakter mereka untuk menghadapi Indonesia emas tahun 2045.

Ketua Yayasan Al-Kamilah Depok, Ustad Ahmad Badruddin dalam kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih kepada para dosen UNPAM yang akan memberikan pelatihan kepada 25 Santri, dengan materi Sosialisasi Pendidikan Karakter pada anak, untuk menjadi generasu bangsa yang unggul di Yayasan Al-Kamilah Depok yang berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal, 13,14,15 Oktober 2023.

“Para Santri Yayasan Al-Kamilah Depok saat ini telah mendapatkan banyak prestasi dalam bidang olahraga dan seni dengan mendapatkan 7 emas, 3 perak dan 3 perunggu dalam cabang Olahraga Pencak Silat Bojongsari Cup 2023,” kata Ustad Ahmad Badruddin, Selasa (14/10/2023).

Sementara Ketua PKM Pelatihan, Evita Vibriana yang didampingi anggota Haryono, Sugeng Samiyono menambahkan, sosialisasi ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan materi-materi yang dibutuhkan Santri Al-Kamilah. (AR/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button