DEBAR.COM.-DEPOK- Sebagai seorang utusan Tuhan (the messenger of God) atau Rasul, Nabi Muhammad SAW memiliki fasilitas Maha luar biasa, atau hak hak istimewa yang sejatinya bisa beliau gunakan untuk menunjang keberhasilan dakwahnya, tetapi nyatanya banyak dari privilege itu yang tidak beliau gunakan.
Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan, bahwa setiap nabi tanpa terkecuali memiliki senjata ampuh “Da’watun Mustajabah” yang bisa digunakan di dunia untuk menghadapi perilaku kaum yang keras menentang dakwah Nabi SAW, tetapi beliau tidak menggunakan senjata itu di dunia, justru beliau SAW simpan itu di akhirat untuk memberi syafaat umatnya.
Lain lagi dengan pasukan Malaikat yang memang menjadi privilege utama Nabi SAW. Kapan dibutuhkan, Malaikat akan siap membantu Nabi SAW, seperti kejadian di Thoif. Saat itu Malaikat menawarkan bantuan eksekusi kepada Nabi SAW bagi penduduk Thoif dengan menimpakan gunung, lagi-lagi beliau tidak gunakan privilege itu, dan beliau memilih untuk mendoakan.
Dalam hal kebutuhan pribadi, kehidupan beliau lebih luar biasa. Jangankan privilege dunia (kekayaan dan jabatan), bahkan privilege langit pun beliau tolak. Dalam sebuah riwayat Nabi SAW mengatakan jika beliau ingin dan Allah SWT juga mengizinkan, maka bukit yang ditunjuk akan menjadi emas. Tetapi, alih alih beliau memiliki bukit emas, bahkan satu keping dinar pun tidak ingin beliau simpan, dan pernah hampir tiga bulan beliau tidak sekalipun masak.
Privilege yang paling penting untuk kita perhatikan, adalah hak Nabi SAW untuk dihormati. Tetapi secara pribadi beliau begitu menunjukkan kerendah hatian, dan menanamkan nilai egaliter (persamaan antar manusia).
Sebagaimana firman Allah SWT: “Katakanlah, sesungguhnya aku adalah Basyar seperti kalian”. Artinya manusia secara biologis sama, tetapi tugas kenabian, dan Wahyu yang diberikan kepada beliau lah yang membuat kedudukannya berbeda. Maka ukuran kemuliaan seseorang bukanlah dari biologisnya, tetapi dari Taqwanya.
Namun, terkait hak Nabi SAW untuk dimuliakan, meskipun beliau SAW begitu rendah hati, tetapi langit turun langsung memberi aturan kepada manusia untuk memberikan hak seorang utusan Tuhan untuk dimuliakan, diantaranya dengan memperbanyak Sholawat, dan jangan berbicara keras di hadapannya. Begitulah Nabi SAW memberi contoh dengan tidak semena-mena dan jumawa walaupun memiliki Privilege Maha Luar Biasa. (MUKHRIJ/Debar)