DEBAR.COM.-DEPOK- Membangun Depok agar menjadi kota yang lebih maju di masa mendatang adalah harapan semua masyarakat. Terlebih lagi selama ini banyak pihak yang menginginkan perubahan Depok menjadi lebih maju dan lebih modern. Sayangnya, pihak-pihak yang menginginkan perubahan kepemimpinan di Depok tidak pernah serius menyiapkan dan membina kader potensial maupun menyiapkan konsep terorganisir untuk memimpin Depok di masa mendatang.
Tak dapat dipungkiri bahwa siapapun yang akan mengikuti kontestasi pemilihan Walikota/Wakil Walikota sebagai pemimpin alternatif Depok di masa mendatang perlu memiliki modal yang memadai. Diantaranya: kemampuan kepemimpinan, kualitas kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman di dunia birokrasi, wawasan global serta memiliki gagasan maupun program kerja revolusioner dan brilian yang menjanjikan kemajuan Depok.
Namun demikian, hal tersebut ternyata tidak serta merta menjanjikan kemenangan bagi yang akan bertaruh untuk menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota Depok. Hal lain yang cukup signifikan dalam membantu proses pemenangan calon Walikota dan Wakil Walikota adalah kemampuan dalam mendongkrak elektabilitas pribadi maupun pasangan yang akan mendampingi. Diantaranya adalah modal banyaknya basis massa yang akan mendukung, modal finasial, modal dukungan dari partai politik serta kemampuan menggerakkan massa dengan kemampuan public speaking yang handal.
Konsep Kepemimpinan yang Ideal Untuk Memimpin Depok
Sudah seharusnya kota religius yang memiliki banyak tokoh agama dan lembaga pendidikan keagamaan seperti Depok dipimpin oleh seorang tokoh agama dan masyarakat yang memiliki bekal pendidikan serta latar belakang keagamaan yang kuat. Bahkan tidak cukup hanya itu, idealnya calon pemimpin tersebut memiliki integritas yang tinggi, visioner, dan berani keluar dari bayang-bayang model budaya politik yang sudah banyak melenceng dari prinsip Pancasila, etika moral dan konsep bernegara yang matang, yaitu budaya politik uang maupun kampanye berbiaya tinggi.
Sudah saatnya Depok sebagai kota religius mampu menghadirkan warna kontestasi Pilkada yang lebih ideal. Yaitu lebih mengedepankan nilai-nilai etika moral dan integritas yang dapat menghasilkan pemimpin terbaik. Hal ini hanya dapat dilakukan, apabila calon Walikota/Wakil Walikota yang akan berkontestasi mampu meminimalkan biaya mahar maupun transaksi politik berbiaya tinggi yang berpotensi membelenggu kebebasan mereka saat nanti terpilih sebagai pemimpin Depok. Ketika kepentingan oligarki, pemilik modal dan deal-deal transaksi politik antar parpol terlalu kuat mempengaruhi biaya kampanye dan upaya pemenangan, maka hal inilah kemudian yang berpotensi sebagai pintu masuk bagi terjadinya korupsi, inefisiensi dan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah di masa mendatang.
Inilah sebenarnya Hakikat Sejati dari arti Kemerdekaan dalam konteks demokrasi dan ajang kontestasi pilkada November 2024 mendatang. Yaitu merdeka dari praktik-praktik negatif, koruptif dan manipulatif dalam rangka mewujudkan kontestasi pilkada yang demokratis dan berkeadaban. Sayangnya, dalam praktik yang terjadi di lapangan, baik itu partai politik, kandidat yang akan berlaga di pilkada, maupun berbagai komponen masyarakat masih menganggap bahwa tradisi transaksi jual beli suara dan mahar politik adalah sesuatu yang lumrah. Bahkan, seakan dipatok sebagai syarat untuk mewujudkan kemenangan dalam ajang Pilkada. Hampir tidak ada seorang pun, baik masyarakat biasa sampai tokoh agama yang berusaha untuk menentang budaya tersebut.
Yang banyak terjadi di masyarakat, kebiasaan memilih dan dipilih berdasarkan asas saling transaksi atau suap menyuap, take and give, sogok meyogok sudah dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Sebagai tradisi yang sama-sama diterima sebagai sebuah keharusan yang menjadi syarat dalam memenangkan sebuah kontestasi pemilihan kepala daerah/kepala negara. Padahal jelas-jelas ini termasuk yang dilarang KPU, yang termaktub dalam salah satu aturan penyelenggaraan Pemilu/Pilkada/Pilpres. Barangkali inilah salah satu yang menjadi penyebab sulitnya memberantas korupsi/kolusi dan nepotisme di Indonesia. Jika praktik demikian masih juga terjadi dalam kontestasi pilkada nanti, mungkin tidak sepenuhnya salah apabila kemudian muncul kesimpulan bahwa hampir seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia sama-sama berkontribusi untuk menyuburkan perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila dan ajaran agama tersebut.
Saat ini Indonesia sebenarnya membutuhkan pemimpin alternatif yang memiliki wawasan luas, gagasan besar, revolusioner dan mampu menjawab tantangan masa depan sehingga mampu membawa Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045. Salah satu yang dibutuhkan saat ini adalah pembangunan karakter kebangsaan yang unggul. Terkait hal ini terdapat sebuah program yang kalau dijalankan dan diterapkan dengan baik, akan mampu membawa Indonesia mengikuti jalan lurus kemajuan dan kebangkitan sebagai negara besar. Gagasan ini dituangkan dalam bentuk pelatihan yang diberi nama National Character Building (Program). NCB Program sendiri memiliki visi untuk membangun karakter bangsa menjadi lebih beradab, berbudaya dan berkepribadian luhur.
Program ini akan diupayakan menjadi program nasional yang akan berfokus pada implementasi nilai-nilai luhur bangsa. Diantaranya: Spiritualisme, Nasionalisme kebangsaan, Kedisiplinan, Menghargai waktu, Menghargai orang lain, Mencintai kebersihan, Etos kerja yang tinggi, Pelayanan terbaik. Disamping itu, keramahtamahan, Manajemen keteraturan, sistem organisasi dan manajemen belajar atau bekerja berbasis spiritual dan Integritas.
Jalur politik pemerintahan adalah diantara jalan yang cukup efektif untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Program tersebut akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh program kerja pemerintah yang berwawasan maju, visioner, dan dilandasi semangat kebangkitan dan perubahan menuju Depok yang modern dan berwawasan global.
Jika ditakdirkan menjadi salah satu pemimpin Depok, program kerja ini diantara yang akan dijalankan untuk mewujudkan Depok yang lebih baik. Namun jika nanti yang terpilih orang lain, mudah-mudahan program ini dapat diterima dan dijalankan pemerintahan baru yang nanti akan memimpin Depok.
Tata Kelola Pemerintahan
Modernisasi dan Digitalisasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah, Peningkatan kesejahteraan pegawai Pemerintah dan swasta dengan skema gaji dan insentif yang lebih rasional. Harmonisasi penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan seluruh potensi SDM Depok secara proporsional dan berkeadilan. Bekerjasama dengan kota lain di dunia untuk mewujudkan konsep Sister City dengan konsep Negara maju dan modern; membangun sistem pelayanan kesehatan yang terpadu, modern, professional, nyaman, aman, dan ramah terhadap semua lapisan masyarakat. Merevitalisasi seluruh pasar di Depok agar terlihat lebih bersih, lebih nyaman, lebih aman, lebih tertata rapi dan lebih modern dengan organisasi manajemen yang lebih professional.
Membangun konsep terpadu untuk mengatasi masalah sampah dan kebersihan lingkungan masyarakat, diantaranya dengan mengatasi masalah sampah melalui program daur ulang maupun program terpadu lainnya. Membuat harmonisasi peraturan yang ada, agar tidak tumpang tindih dengan peraturan pemerintah pusat maupun agar selaras dengan hukum akal sehat maupun sisi kebatinan masyarakat. Bekerjasama dengan wilayah sekitar Depok (Jabotabek) untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera, aman dan nyaman, lebih tertata rapi, lingkungan hidup yang bersih. Meningkatan kualitas capaian, manajemen dan pelayanan di bidang transportasi, pendidikan, seni, sosial budaya, keamanan, pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya. Menata ulang eco system tata kelola pelayanan kesehatan, gerak dinamisasi perekonomian, distribusi barang, maupun harga-harga barang kebutuhan pokok agar semua berjalan lebih tertata sehingga akan membantu terwujudnya keadilan, pemerataan dan pemberantasan kemiskinan.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat
Merevitalisasi Stasiun Kereta Api Depok Baru menjadi seperti main Station Terintegrasi sebagaimana yang diterapkan di Taipei, Ibu Kota Taiwan. Konsep ini adalah konsep terpadu dan integrative sehingga stasiun kereta, stasiun bus/angkot dan pusat perbelanjaan berada di satu kawasan terpadu dengan fasilitas modern, mewah dan bernuansa futuristik; Meningkatkan kualitas karang taruna dan seluruh ormas yang ada di Kota Depok sebagai asset yang potensial untuk mendukung kehidupan masyarakat yang lebih produktif, lebih harmonis dan lebih tertata; Meningkatkan peran serta dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan yang inclusive agar dapat lebih berkembang maju dengan ide-ide kreatif dan inovatif dalam berbagai bidang. Diantaranya dalam bidang seni, sosial budaya, olah raga, ekonomi kreatif, pendidikan, keagamaan dan lain sebagainya.
Peningkatan Kualitas Pendidikan
Peningkatkan Budaya Literasi di masyarakat, nenjadikan Depok sebagai Kota Pendidikan Teladan dan Terkemuka di Indonesia. Membantu meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan lembaga sosial seperti sekolah, pesantren, majelis taklim, yayasan, panti asuhan, dan lain sebagainya. Membangun kualitas SDM Depok melalui penerapan Konsep National Character Building (NCB) Program, untuk mewujudkan karakter bangsa yang lebih beradab, berbudaya dan berkepribadian luhur.
Mewujudkan Kehidupan yang Lebih Religius, Nyaman, Tenteram dan Damai
Menjadikan Depok sebagai kota yang aman, nyaman, damai, guyub, bermartabat, beradab, berbudaya tinggi dan lepas dari predikat Kota Paling Intoleran se-Indonesia; memperhalus dan mempercantik seluruh jalan yang ada di seantero Depok; mengurangi jumlah dan mengatur polisi tidur tidak terlalu tinggi untuk kenyamanan pengendara, termasuk diantaranya ibu-ibu hamil, orang tua dan anak-anak; melarang knalpot kendaraan yang suaranya mengganggu kenyamanan; Menghilangkan penyakit masyarakat Gepeng (Gelandangan, pengemis) maupun peminta-minta; Meningkatkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat agar dapat bersama-sama dan bersinergis sesuai kapasitas masing-masing untuk memberantas penyakit masyarakat, kejahatan, kemaksiatan dan budaya negative lainnya.
Meningkatkan kualitas kesehatan mental spiritual, jasmani rohani masyarakat Depok melalui system yang lebih baik dan lebih humanis; Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masyarakat lanjut usia maupun kalangan disabilitas dalam berbagai bidang; Membangun sistem transportasi terpadu, efisien, aman, nyaman, modern dan lebih bermartabat. Membuat terobosan sistem yang lebih baik untuk mengurangi dan mengurangi tingkat kemacetan di Depok. Menginisiasi jalan bagi penataan ulang pola dan tata kehidupan masyarakat agar lebih harmonis, lebih religius, lebih rukun dan damai, lebih bermartabat, lebih berbudaya dibanding daerah-daerah lain.
Menghapus stigma sebagai kota paling intoleran di Indonesia sekaligus mewujudkan kehidupan yang aman, nyaman, tenang dan tenteram. Menghilangkan atau mengurangi budaya premanisme, bullying, tawuran, budaya malas atau santai agar masyarakat, terutama kalangan pemuda lebih rajin, lebih produktif, lebih bermartabat. Meningkatkan kualitas dan performa Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat yang akan menjadi contoh atau barometer masjid unggulan di Indonesia. Menumbuhkembangkan berbagai kegiatan keagamaan agar kehidupan religious yang lebih inklusif, lebih Islami, lebih bermartabat, lebih berbudaya.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Perekonomian
Memperluas akses terhadap Sumber Pendapatan Pemerintah Daerah yang akan berkontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan warga Depok. Membenahi dan mengembangkan Destinasi Wisata Alam dan Wisata Religi, utamanya revitasasi wisata air seluruh setu yang ada di kota Depok, sehingga dapat menghasilkan pemasukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk Wisata Religi dengan membranding Masjid Kubah Mas bekerjasama dengan pemilik lahan menjadi pusat kegiatan MICE Islami maupun destinasi wisata religi yang lebih menarik dan lebih bermanfaat.
Membangun kampung percontohan, seperti ‘Kampung Sedekah’ yang mengintegrasikan dana zakat, pemberdayaan masjid, partisipasi warga masyarakat dan pemerintah setempat. Menghidupkan sentra-sentra ekonomi dengan konsep dan model yang lebih maju, lebih modern dan lebih berkeadilan.
Menciptakan lebih banyak lowongan kerja dan pusat-pusat kegiatan komunitas yang akan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di kota Depok. Menjadikan Depok di Indonesia sebagai Singapura-nya ASEAN, yang akan dapat menjadi pusat/hub bagi pengembangan ekonomi digital maupun ekonomi kreatif di Indonesia. (AR/Debar)
Penulis adalah Diplomat Perdagangan yang dalam HUT RI ke-79 tahun 2024 ini mendapatkan Piagam Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya 20 Tahun mengabdi sebagai PNS di Kemendag. Saat ini juga tengah menyelesaikan pendidikan S3 di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.