SYIAR DEBAR: ‘Jurus Jitu Agar Dicintai Allah SWT’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, dari Sayyidina Abu Al-‘Abbas Sahl Ibn Sa’ad As-Sa’idiy ra berkata, satu ketika ada seseorang datang kepada Rasulullah saw, ia pun berkata, “Ya Rasulullah, tunjukkan aku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka aku akan dicintai Allah dan dicintai manusia”, lalu Rasulullah SAW menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, maka kau akan akan dicintai Allah, dan Zuhudlah dari milik manusia, maka kau akan dicintai manusia”.
Hadis sederhana di atas memiliki makna yang sangat agung bagi kehidupan manusia. Pertama, jalan tercepat untuk dicintai Allah SWT adalah dengan menukar Allah SWT dengan segala sesuatu di dunia ini. Sampai sini banyak orang berfikir, demi mendapatkan cinta-Nya maka kita akan kehilangan segalanya. Sungguh keliru, bukankah Allah SWT pemilik alam semesta ini? Maka, kita bisa bayangkan apa yang bisa diberikan Sang Raja di Raja kepada hamba yang dicintai-Nya?
Rasulullah SWT pernah dikritik oleh ummahatul mukminin lantaran harta rampasan perang (ghanimah) diberikan habis kepada fuqara, orang miskin dan para sahabatnya, dan tidak tersisa untuk dibawa kerumah. Lalu, turun wahyu kepada beliau “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik” (QS. Al-Ahzab : 28). Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW dan para ummahatul mukminin lebih memilih akhirat dari dunia, maka pantaslah jika mereka mendapat cintanya Allah SWT.
Zuhud memiliki banyak penafsiran, namun jika kita ekstrak setiap penafsiran tersebut mungkin kita akan menemukan bahwa makna zuhud paling tidak terkait tiga hal : Pertama, Lebih yakin kepada Allah daripada selainnya (harta, jabatan, kolega, ilmu dll). Kedua, zuhud berarti tidak kecewa dan sedih atas dunia yang hilang darinya, justru ia lebih berharap atas ganjaran Allah ketimbang jika dunia yang telah hilang itu masih dimiliki. Ketiga, zuhud adalah ketika pujian dan cacian terasa sama (sama-sama tidak ada rasanya).
Ketiga hal di atas letaknya di qalbu (batin), tidak begitu terlihat secara kasat mata. Maka bukan berarti orang yang memiliki harta berlimpah itu tidak zuhud, ataupun sebaliknya, bukan berarti yang berbaju rombeng itu ahli zuhud. Zuhud adalah kondisi batin hamba kepada Tuhan-Nya, jika batinnya hanya terpaut, yakin dan bergantung hanya pada Allah SWT, maka dialah yang berhak mendapatkan cinta-Nya. Mudah-mudahan kitalah salah satu diantaranya, amiin.(MUKHRIJ/Debar)