SYIAR DEBAR ‘Akibat Penyimpangan Kaum Nabi Luth AS dan Solusinya’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Diantara kisah yang sangat masyhur dari para Nabi adalah kisah kaum Gomorah & Soddom, yang tak lain adalah umat Nabi Luth as. Al-Quran mengabadikan kisah mengerikan tersebut di beberapa ayat, diantaranya QS. Al-A’raf ayat 80 “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)”. Adapun maksud perbuatan keji tersebut adalah homoseksualitas (gay).
Jika Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “Ulama adalah pewaris para nabi”, ternyata kaum para nabi yang membangkang juga memiliki pewarisnya, seperti orang kaya yang sombong lagi bakhil berarti pewaris Qarun, pejabat angkuh pewaris Firaun, dan termasuk orang-orang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual yang kita kenal dengan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) adalah pewaris kaum Nabi Luth as yang di binasakan oleh Allah swt.
Kekejian yang terjadi pada suatu kaum tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan terlebih dahulu terjadi pembiaran oleh masyarakat dan aparatnya. Ketika satu perbuatan keji dibiarkan maka itu akan menular pada yang lainnya. Awalnya dianggap keji (asing, aneh), tetapi lama kelamaan akan dianggap biasa. Contoh kongkritnya dulu homoseksualitas dianggap sebagai suatu kelainan. Namun, pada 1973 Asosiasi Psikiatri Amerika Serikat menghapus homoseksualitas dari kategori gangguan jiwa di Pedoman Panduan Penggolongan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi kelima.
Di Indonesia sendiri perilaku menyimpang ini pun seakan (bahkan telah) “dipelihara” dan diakui. Contohnya dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS seorang ahli bedah saraf dari RS Mayapada menegaskan bahwa orientasi seksual tidak bisa ditularkan dan orientasi seksual tidak bisa diubah karena memang tak perlu. Menjadi seorang homoseksual bukan kesalahan, melainkan keberagaman. Tentu ini seakan mengatakan bahwa Tuhan menciptakan mengizinkan sekaligus meridhoi perilaku tersebut, jelas ini pemikiran yang rusak.
Kita mengakui bahwa Allah SWT mengizinkan keburukan itu ada, tetapi tidak meridhoinya. Karena itulah Allah SWT memerintahkan kita untuk mencegah keburukan, kedurhakaan dan berbagai penyimpangan dari aturannya. Diantara aturannya adalah diciptakan lelaki untuk wanita dan sebaliknya. Keburukan diizinkan Allah SWT untuk menguji manusia, untuk tidak diikuti dan dicegah semampunya, bukan justru di dukung apalagi dilindungi. Maka, cukuplah perintah Allah SWT kepada kita “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluarga dari api neraka”, tidak ada tempat di Indonesia bagi LGBT. (MUKHRIJ/Debar)