CELOTEH BOCAH DEPOK: Kesadaran Diri Penting Sambil Menunggu PSBB Diterapkan
DEBAR.COM.-DEBAR- PEMBATASAN Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di wilayah DKI Jakarta mulai hari Jumat (10/04/2020) menjadi salah satu langkah penangganan penyebaran Covid -19 yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.. Terlebih jumlah korban yang terpapar Covid -19 menjadi yang terbesar di Indonesia.. Bukan tanpa alasan DKI Jakrat menjadi yang paling atas dalam jumlah korban pocitif Covid -19 tapi jelas bukan warga atau penduduk Jakarta namun dari daerah perbatasan di wilayah Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang dan Tangerang Selatan.
Ya.. Melihat hal itu wajar jika DKI Jakarta menjadi yang terbanyak dan terbesar jumlah korban Covid -19 karena hampir 80 persen orang atau warga yang setiap hari memenuhi ibukota Negara beralamat di wilayah perbatasan.. Mereka dianggap menjadi salah satu penyebab banyaknya jumlah pasien Covid -19 yang harus dikarantina di Wisma Atlet Kemayoran…
Langkah melakukan PSBB untuk semua kegiatan di DKI Jakarta tentunya juga berimbas bagi warga di perbatasan seperti Depok, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, Kota Bogor dan Kab. Bogor. Mereka harus memikirkan untuk membantu penyebaran Covid -19 yang mau tidak mau harus melaksanakan PSBB di wilayahnya juga…
Sudah siap kah untuk Kota Depok melaksanakan PSBB? Melihat kondisi sejumlah jalan utama dan lingkungan serta perkampung di Kota Depok yang hampir setiap hari masih banyak warga berseliweran tentunya agak sulit untuk diminta tetap di rumah saja. Namun, perlu juga di coba kalau tidak ya percuma saja hanya DKI Jakarta yang melakukan PSBB di daerah perbatasan khususnya Depok tidak dilakukan…Tapi wajar sajakan wilayah Jabodetabek hanya Kabupaten dan Kota semua kembali ke tingkat Propinsi Jabar yang memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan bisa atau tidak PSBB diterapkan….
He he he… Bisa bisa penyebaran Covid -19 semakin bertambah banyak di Depok apalagi Depok menjadi salah satu daerah lintasan atau dilewati warga Kota dan Kabupaten Bogor ke Jakarta.. Coba liat saja pengemudi ojek online (Ojol) dan angkot yang ada di Depok masih tidak menghiraukan anjuran pemerintah jaga jarak.. Penumpang tetap ditunggu untuk naik angkot walaupun sudah terisi sekitar 5 atau enam orang…
Ya namanya orang. Tentunya ingin mendapatkan penghasilan lebih untuk kebutuhan anak dan istri dirumah. Kalau menunggu bantuan sosial (Bansos) yang akan disalurkan belum tentu juga dapat. Apalagi kalau tidak punya KTP atau bukan warga Depok tapi pendatang yang dilarang untuk melakukan mudik lebaran ke kampung halamannya…
Langkah PSBB memang terus dilakukan dan dipersiapkan Pemkot Depok melalui tim gugus tugas penangganan Covid-19 tapi kalau belum ada kesadaran warga untuk mentataati himbauan agar jaga jarak, pakai masker dan dirumah saja tentunya akan sulit karena mereka tetap akan keluar rumah untuk mencari sesuap nasi demi kebutuhan hidup anak dan istri sehari hari…
Celoteh Bocah Depok… Cuma berharap warga Kota Depok terlebih para pemimpin atau pejabat maupun wakil rakyat hendaknya juga memahami masalah penangganan Covid -19 yang sangat mengkhawatirkan jumlah penderitanya.. Edukasi atau sosialisasi terhadap cuci tangan dengan sabun, pakai masker dan jaga jarak harus terus dilakukan.. Bahkan kalau bisa secara perlahan mereka meminta pengurus RT maupun RW menjelaskan bahayanya penyebaran Covid -19 yang kasat mata tersebut…
Melihat sejumlah kota di negara Eropa, Amerika, Asia dan lainnya yang melakukan lockdown dan terlihat berhasil melarang warganya untuk bekerumun maupun berlalu lalang di sejumlah jalan atau lainnya dan hanya berdiam diri di dalam rumah seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat kita…
Hemmm… Namanya orang kita.. Disuruh diam dirumah ya malah pada ngobrol atau kumpul… Mereka seakan tidak melihat sejumlah berita di media televisi atau lainnya terhadap jumlah orang yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19..Maklum saja di kita itu biasanya kalau belum diri sendiri, anak, istri, saudara, tetangga dan kerabatnya terkena penyakit bakal tetap membandel.. he he he.. Kita harus sadar diri sendiri dan harus mulai dari diri sendiri untuk mengikuti anjuran atau himbauan pemerintah agar diam dirumah, mencuci tangan, pakai masker dan jaga jarak…
Nah peranan tokoh warga, ulama, anggota dewan yang terhormat, lurah dan camat melalui pengurus RT dan RW hendaknya selalu memberikan pemahaman kepada masyarakatnya agar tetap dirumah kalaupun keluar hanya kepentingan mendadak saja…Ayo.. sama sama perangin penyebaran Covid -19 dengan berdiam diri dirumah tanpa ada kegiatan aksi kumpul kumpul dan serahkan penangganan ke garda terdepan yaitu tim kesehatan atau medis yang menanggani penyakit tersebut…
Insya Allah.. Semua akan cepat selesai dan kembali normal seperti sediakala sehingga kita dapat bersilahturahmi kembali bersama warga, tetangga , saudara dan lainnya… Aamiin…(AP/Debar)