STKQ Al-Hikam Fokus Cetak Lulusan Miliki Kompetensi Pentashihan Al-Qur’an
DEBAR.COM.-BEJI, DEPOK- Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok fokus pada kaderisasi calon pentashih mushaf Al-Qur’an. Para mahasiswa akan dibekali kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan dalam pentashihan Al-Qur’an. Hal itu, dibenarkan Ketua STKQ Al-Hikam KH. Yusron Shidqi. Menurutnya, salah satu syarat untuk menjadi pentashih Al-Qur’an adalah hafal 30 juz. Ia menambahkan, mereka mempunyai kualifikasi dasar dalam pentashihan mushaf Al-Qur’an. Sehingga, kedepannya memiliki skill maupun soft skill yang baik mumpuni di era 5.0. Dia mengatakan, kurikulum di kampus mendukung pengembangan ilmu dari hafalan Al-Qur’an.
“STKQ Al-Hikam tidak mengembangkan diri menjadi Universitas, tapi memfokuskan pada lulusan untuk menjadi pentashihan Al-Qur’an. Tidak hanya materi di kampus saja, namun juga melalui pelatihan dan kerjasama. Tentu, ini sesuai dengan pesan Abah (KH. Hasyim Muzadi-red) agar para hafidz bisa berkhidmat sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya saat ditemui di kampus STKQ, Al-Hikam, Kukusan, Beji, Selasa (28/03/2023).
Gus Yusron biasa disapa ini mengaku di STKQ Al-Hikam kurikulum yang dijalankan juga sesuai dengan dasar pentashihan. Menurutnya, menghafal Al-Qur’an dari seorang hafidz adalah tahap awal bukan akhir. Dia menambahkan, pihaknya juga telah mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan pentashihan Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI.
“Kita berharap para mahasiswa ke depan setelah lulus bisa bermanfaat ilmunya bagi masyarakat.Tentu, pembekalan dan pelatihan terus kita lakukan,” katanya.
Hal senada juga diutarakan H. Deni Hudaini Ahmad Arifin, Lc, MA., Ketua Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag. Pihaknya sedang menyelenggarakan UN kegiatan penyusunan basis data Mushaf Standar Indonesia Per-Kata. Kerjasama antara Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran Al-Hikam dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
“Kegiatan ini sangat penting, kami ingin mengajak bersinergi bersama dengan STKQ Al-Hikam Depok. Karena untuk menjaga mushaf Alquran harus melibatkan kita bersama, Allah sendiri menggunakan kata nahnu yang artinya kami,” terangnya.
Dikatakannya, salah satu tantangan zaman ini adalah menghidangkan Al-Qur’an dalam berbagai aplikasi. Untuk itu, agar produk digital bisa tersusun dengan baik salah satu yang dibutuhkan adalah melalui penyusunan database. Melalui kegiatan ini, lanjutnya, akan dirancang produk digital sehingga Al-Qur’an dapat tersusun dan dibaca oleh tiap kalangan.
“Terlebih lagi, bagi teman disabilitas bisa terbantu dengan aplikasi ini. Tentu, dari penyusunan ini hasilnya adalah terjemahan mushaf Al-Qur’an sesuai standar Kemenag,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut melibatkan 30 mahasiswa STKQ Al-Hikam 16 putra dan 14 putri. Para hafidz ini mendapatkan tugas menyusun satu juz tiap orang. Targetnya dua minggu di bulan ramadhan menyelesaikan tugasnya. (MFR/Debar)