SYIAR DEBAR: ‘Solusi Degradasi Moral Pelajar’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
Majlis Taklim Fusda Al-Amjad Kota Depok
DEBAR.COM.-DEPOK- Ada sebuah kalam hikmah yang berbunyi “Dahulu, murid datang dengan membawa lentera. Lalu, sang guru memberinya cahaya. Kini, murid datang tanpa membawa apa-apa. Sehingga guru tidak punya wadah untuk memberikannya cahaya”. Mungkin boleh ditambahkan, bahwa “kini, murid datang tanpa wadah dan lentera, sang guru pun tak punya cahaya untuk di berikan”.
Belakangan viral sebuah video, seorang guru menegur muridnya yang merokok di dalam kelas ketiga pelajaran. Namun, alih-alih murid tersebut patuh, malah guru tersebut seperti ditantang, dan dengan entengnya ia merokok kembali bahkan duduk di atas meja. Normalkah lembaga pendidikan seperti ini?. Sudah pasti tidak. Lalu apa sebab kerusakan pendidikan kita?.
Pertama, Jangan jadikan lembaga pendidikan sebagai corporate yang bergerak di bidang pendidikan. Corporate di bidang pendidikan, akan melihat kepala murid sebagai aset financialnya. Sehingga satu saja hilang, berarti berkurang pula income lembaga. Selama lembaga pendidikan di industrialisasikan tidak akan pernah mampu mengkader murid. Bahkan, lembaga seperti ini akan memperlakukan guru tak ubahnya karyawan kantor bahkan buruh, dan pemilik saham adalah rajanya murid sebagai rekan bisnisnya.
Kedua, jangan terfokus pada nilai administratif. Kegagalan dalam pendidikan seringkali berawal dari niat yang salah. Niat wali murid dan murid sekedar mendapat ijazah atau nilai raport tinggi. Baik wali murid atau murid hendaknya berniat untuk menuntut ilmu, memperbaiki akhlak. Jika memang kemampuannya minim, dan mendapat nilai kecil, terima dengan ikhlas dan berusaha kembali. Dengan demikian ia akan mendapat ilmu yang bermanfaat.
Para murobbi (pendidik) besar seperti Syeikh Abdussalam bin Masyisy, tinggal di atas gunung, dan tidak memiliki murid, hingga datang Syeikh Abu Hasan Ali Asy-Syadzili sebagai satu-satunya murid. Hal itu dilakukan, agar yang belajar memang benar-benar murid yang memiliki niat kuat, dibuktikan dengan mendaki gunung untuk bertemu guru. (MS/Debar)