SYIAR DEBAR ‘Petaka Akibat Pengkultusan Tokoh’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Terjadi satu petaka maha dahsyat di era pasca (sesudah) Nabi Idris as. Petaka tersebut berawal dari kecintaan masyarakat pada tokoh-tokoh nasional mereka (yaitu Wad, Shuwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr) yang berlebihan, yang kemudian begeser menjadi pemujaan, hingga pengkultusan bahkan penyembahan. Pengkultusan tokoh tertentu mestilah dibarengi dengan penistaan terhadap tokoh lain yang bersebrangan (oposisi) dengan mereka.

Semakin menjadinya pengkultusan terhadap tokoh-tokoh nasional tersebut, dan ngeyelnya masyarakat terhadap dakwah Nabi mereka saat itu yaitu Nuh as yang menyeru mereka agar hanya menyembah Allah, bukan menyembah tokoh apalagi partai mereka, tapi mereka malah membangkang, akhirnya Allah mengirim banjir maha dahsyat pada mereka, yang menenggelamkan segalanya bahkan gunung sekalipun.

Nabi Nuh as memanggil anaknya (Kan’an) yang berada di kejauhan “ya bunayya irkab ma’ana” (wahai anakku, naiklah ke kapal ini bersama kami). Anaknya malah menjawab, “aku akan menyelamatkan diri ke gunung”, “tidak ada yang bisa selamat hari ini dari keputusan Allah, kecuali yang mendapatkan rahmat” sanggah Nabi Nuh as. Anaknya pun tenggelam bersama para penyembah tokoh tokoh tersebut.

Banjir air Nabi Nuh as telah berlalu, tapi banjir maha dahsyat dalam bentuk lain kini menimpa kita masyarakat kita, itulah banjir hoax, fitnah, namimah, hasud, hate speech yang menenggelamkan bukan hanya pohon kecil (rakyat biasa) bahkan gunung pun (elit, tokoh agama, dan akademisi) ikut tenggelam. Sebabnya sama, yaitu pengkultusan terhadap tokoh dan partainya, diiringi dengan penistaan terhadap tokoh dan partai lain. Tokohnya menjadi sang maha benar, dan siapapun yang berbeda wajib salah.

Saat inilah kita harus mencari safinah Nuh, karena semuanya akan tenggelam, kecuali yang mendapatkan rahmat Allah. Tapi, siapa yang mendapat rahmat itu, dan dimana bahtera itu? Entahlah, yang pasti bukan berada dikedua golongan yang sama-sama fanatik itu, karena kedua saling menistakan satu sama lain dan mengkultuskan kelompok masing-masing. Maka, mohonlah kepada Allah dan fokuslah pada kebaikan dan keburukan yang kita perbuat, agar kita termasuk dari sedikit yang selamat dari petaka banjir saat ini. (MS/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button