KISI DEBAR: Sejak Kecil Ingin Punya Panti Asuhan
DEBAR.COM-DEPOK- Cita-cita ingin mempunyai Panti Asuhan sudah tertanam dalam dirinnya sejak kecil, Karena bagi Ustad Bagja Wijaya merasakan betul bagaimana rasanya tidak memiliki orang tua, tidak ada tempat mengadu tidak ada tempat untuk bersandar.
Bagja Wijaya (46 tahun) yang lahir di Bongas Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ini menjalani hidupnya tak semulus anak-anak sebayanya. Sejak didalam kandungan ibunya pada usia 7 bulan sudah, ayah kandungnya meninggal dunia. Dan pada saat usia 3 tahun, lagi-lagi Bagja kemhilangan ibunda tercintanya meninggal dunia, sehingga sampai usai 9 tahun dirinya dirawat dan dibesarkan oleh kakek neneknya dikampung.

Bagja Wijaya pada tahun 1982 pindah ke Depok ikut dengan kakaknya ibu dan meneruskan sekolahnya yang dikampung halamannya menempuh pendidikan di SD Bongas Kupon. Sedangkan di Depok Bagja melanjutkan sekolah di MI. Sirojul Mubtadiin Rangkapanjaya, dilanjut SMPI YKS Parung Bingung Rangkapanjaya, SMA nya karena tidak ada biaya akhirnya mengambil Paket C dan pada btahun 2011 dirinya menyelesaikan studinya menyandang gelar S.Pd.I.
“Saya waktu kelas IV MI sudah mulai jualan kue keliling sebelum sekolah, mengingat cita-cita dan keinginan saya untuk memiliki Panti Asuhan,” kenang Bagja Wijaya yang sekarang memiliki seorang Istri Yuni Sunarmi dan dan orang anak, Fikri Muhammad Yunus, Azkiya Maulidia, Aghniya Milatina Bahij dan Azmiya Keysha Azahra,” paparnya.
Dirinya merasa bersyukur karena sekarang ini telah mempunyai Panti Asuhan Sakinah yang berlokasi Jl. Samudrajaya No 1A RT RT 04 RW 02 Kelurahan Rangkapanjaya Kecamatan Pancoranmas Kota Depok.
“Alhamdulillah.. Allah SWT mengabulkan keinginan cita-cita saya. Saat ini didalam asrama ada 42 anak yatim,” ujarnya.

Selain dirinya berdakwah dan mengikuti pengajian, salah satunya di MT. Fusda Al-Amjad Kota Depok, dirinya tetap konsen ingin membahagiakan dan memuliakan anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan yang hidupnya sangat tidak mampu.
“Anak-anak semua saya sekolahkan. Dan Kegiatan dipanti kami terapkan pembelajaran semi pesantren. Ada pembelajaran Al-Qur’an, Hadis, Nahu Sorot, Ceramah, Kesenian dan Olahraga, Bahasa arab dan bahasa inggris,” jelasnya.
Panti Asuhan Sakinah yang dibinanya selama tiga tahun ini bukan hanya sekedar menampung dan memberikan ilmu keagamaan, tetapi juga memberangkatkan para santrinya untuk melakukan ibadah Umroh.

“Untuk anak Panti Asuhan Sakinah sendiri baru memberangkatkan 32 anak, yang belum 10 anak lagi, Insya di bulan Maret, April dan November bisa diberangkatkan Umroh,” tutur Bagja Wijaya yang kerap dipanggil Ustad dan sering kali melakukan tausyiah.
Bagi dirinya hanya mempunyai satu keinginan, tidak ingin melihat nasib anak-anak yatim atau yang sudah tidak mempunyai orangtua terlantar dan tidak mendapatkan pendidikan agama. “Panti Asuhan Sakinah yang berdiri sejak 20 November 2010, siap menerima dan menampung anak-anak yatim untuk di didik dan dibimbing dipanti. (AR/Debar)