Aksi Demo Damai di Bawaslu RI Rusuh

DEBAR.COM.-JAKARTA- Aksi unjuk rasa atau demo damai di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pusat, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat yang dilakukan selama dua hari sejak tanggal 21 dan 22 Mei 2019 menimbulkan korban delapan orang meninggal dunia dan 730 orang luka luka tengah mendapatkan pengobatan di sejumlah rumah sakit di Jakarta.

“Ada delapan orang meninggal dunia dan 730 orang luka luka serta korban kini masih dalam penangganan tim dokter di rumah sakit di Jakarta,” kata Gubenur KDKI Jakarta Anies Baswedan,  Kamis (23/05/2019).

Ini untuk memastikan saja bahwa jumlah yang meninggal dunia delapan orang dari sebelumnya hanya enam orang dan yang luka mencapai 730 orang. Usia para korban aksi demo yang berujung rusuh sekitar 19 hingga 29 tahun.

Dari delapan korban yang meninggal dunia antara lain sebelumnya enam orang yaitu Farhan Syafero (31) asal Depok, M. Reyhan Fajari (16) asal Jakpus, Abdul Ajiz (27) asal Pandeglang, dan Bachtiar Alamsyah asal Batu ceper, Adam Nooryan (19) asal Tambora, Widianto Rizky Ramadan (17) asal Kemanggisan. Untuk dua oranh yang meninggal hari Rabu (22/05/2019) yaitu Sandro (31) dan satu lagi belum diketahui identitasnya.

Mengenai proses selanjutnya tentunya diseahkan ke pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan data di rumah sakit, katanya yang menambahkan dari 730 korban luka diantaranya 462 korban luka ringan , kemudian nontrauma 93 orang dan luka berat sebanyak 79 orang dan belum ada keterangan 96 orang. Kemudian yang paling banyak menjadi korban ialah pemuda.

257 DIAMANKAN POLDA METRO

Ditempat terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, mengatakan dalam aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu RI Jl. MH. Thamrin, Jakarta pihak kepolisian berhasil mengamankan sekitar 257 orang yang diduga sebagai biang kerusuhan dan provokator.

Sebagian besar mereka merupakan massa bayaran untuk membuat rusuh aksi demo damai di Bawaslu RI. Bahkan sebagian yang berhasil ditangkap adalah orang yang berbadan tatoan dan sebagian besar tidak bekerja alias pengganguran.

Tidak hanya pengganguran dan penuh tato, imbuh Kombes Argo Yuwono, namun sebagian besarnjuga berasal dari luar daerah Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah bahkan ada yang datang dari NTB.

Petugas kepolisian tidak hanya menemukan barang bukti seperti clurit,  batu, bom molotov dan lainnys termasuk uang dolar serta amplop berisi uang untuk kegiatan aksi demo.

Mereka diamankan di tiga tempat berbeda dalam aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh antara lain di kawasan Petamburan, kawasan Gambir dan Slipi, Jakarta. (AP/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button