Syiar Debar ‘Hanya Perlu Bersyukur’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Berbicara itu nikmat, tetapi karena kita dari lahir udah bisa bicara, biasa bicara maka bicara menjadi biasa saja, tidak disyukuri. Kapan kita sadar bisa bicara itu nikmat? Nanti kalau bibir sudah menyon, bicara terbata-bata, kita sadar bahwa bicara ini nikmat besar, maka selagi masih bicara, berbicaralah yang baik, begitulah cara kita bersyukur.

Melihat itu nikmat, tetapi karena kita dari lahir sampai sekarang bisa dan biasa melihat maka melihat seakan bukan hal istimewa. Berbeda misalnya seperti kita diberi uang seratus juta mungkin kita menangis bahagia sujud syukur, padahal harga pengelihatan jauh lebih mahal dari itu. Lalu kapan kita sadar bahwa melihat itu nikmat? Nanti kalau pengelihatan mulai rabun dan buram baru kita sadar bahwa pengelihatan ini nikmat besar, maka selagi masih melihat, gunakan pengelihatan itu untuk beribadah, begitulah cara kita bersyukur.

Kita selalu mengukur kebahagiaan dunia ini dengan apa yang tidak kita miliki dan orang lain miliki. Melihat orang lain punya kendaraan mewah, seketika kita merasa paling miskin, mengapa kita tidak melihat ke bawah dan menyadari kita masih memiliki dua kaki yang sehat dan mampu untuk berlari, bukankah kaki adalah nikmat Allah yang sangat mahal, yang tidak akan mau kita tukar dengan mobil semewah apapun.

Diantara semua nikmat di atas, tentu yang terbesar adalah nikmat sebagai umat Islam, nikmat memiliki Iman, nikmat menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW yang dengannya kita akan mendapat syafaat di hari akhir nanti.

“Katakanlah, dengan karunia Allah SWT dan rahmat-Nya, dengan itulah hendaknya mereka bergembira…”. Maka bersyukurlah atas semua nikmat ini, semoga Allah SWT menambahkan dengan syukur ini nikmat-Nya kepada kita.(MUKHRIJ/Debar)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button