“DEPOK dan LGBT”
DEBAR.COM.-DEPOK- Riuh dan maraknya isu LGBT memancing komentar yang beragam dari berbagai kalangan, baik yang pro maupun kontra terjebak pada pendapat yang cenderung bersifat ‘Justifikatif’ tanpa solusi edukatif.
Kalangan yang satu dengan lantangnya meneriakkan ‘Razia, Basmi’ dan kata-kata heroik yang provokatif lainnya, sementara kalangan yang lain meneriakkan bahwa itu melanggar HAM.
Ditengah perang statement para pihak yang tengah ‘asyik’ menggoreng isu ini untuk kepentingannya masing-masing, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Depok, H. Acep Azhari menganggap perlu kiranya untuk menyatakan sikap.
“Saya menghimbau seluruh satuan pendidikan untuk mengidentifikasi masalah penyimpangan perilaku peserta didik. Dan satuan pendidikan agar mengoptimalkan peran dan fungsi guru BK untuk merehabilitasi perilaku peserta didik yang terindikasi terpapar LGBT,” tegas H. Acep Azhari yang akrab disapa Jiacep, Kamis (16/01/2020).
“Kami jelas mendukung langkah apa yang dilakukan Pemkot Depok terlebih pernyataan Wali Kota Mohammad Idris kaitan penangganan secara bertahap melalui penyuluhan, sosialisasi maupun rezia terhadap praktek seks bebas yang menjurus ke LGBT maupun warga pendatang tanpa identitas yang jelas di kontrakan, kos kosan dan apartemen di wilayah Kota Depok,” ujar Jiacep.
BMPS tentunya mendukung penuh upaya yang diambil Pemkot Depok berkaitan masalah LGBT terlebih setelah adanya kasus Reynhard Sinaga yang notabennya adalah pemegang KTP asal Depok yang tersandung kasus pemerkosaan sekitar 190 orang pria di Inggris.
Peranan orang tua jelas sangat penting terlebih sebagai ayah yang tentunya menjadi figur bagi anak anaknya dalam perkembangan dimasa mendatang terlebih anak lelaki sehingga sesibuk apapun orang tua khususnya kaum bapak aktif memantau perkembangan anak dirumah usai bekerja atau saat hari libur dirumah.
“Berikan pemahaman ke mereka khususnya anak anak terhadap bahaya perilaku seks bebas atau seks menyimpang terlebih masalah LGBT dengan cara memberikan edukasi pendidikan, baik ilmu, pengetahuan dan ilmu agama agar mereka terhindar dari pengaruh LGBT,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, jika perilaku yang jelas salah sepeti LGBT dibiarkan tentunya dapat menjerumuskan masa depan anak remaja untuk bangsa ini sehingga akan sulit bersaing dengan bangsa lain yang lebih maju dan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi.
Tanpa rasa mendahului instansi terkait maupun Pemkot Depok, pada Februari 2020 mendatang bakal mengelar seminar yang berkaitan dengan masalah tersebut dengan menghadirkan guru, pelajar, psikologi, akademisi, Pemkot Depok maupun mereka yang sempat terlibat dalam LGBT untuk mengikuti seminar tersebut. “InsyaAllah.. Semua dapat terlaksana pada waktunya,” pungkasnya. (AP/Debar)