Jangan Kagetan, Social Distancing Itu Biasa Saja
DEBAR.COM.-BEJI, DEPOK- Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan jiwa, tetapi juga kesehatan kantong (penghasilan), bukan hanya pedagang harian, bahkan para juru dakwah pun kena imbasnya. Betapa tidak, bulan Rajab-Syaban yang biasanya penuh acara Isra Mi’raj kini sepi, banyak jadwal ceramah dibatalkan bahkan Khutbah Jumat pun dibatalkan karena Salat Jumat diliburkan.
Menanggapi hal demikian, salah satu putra kota Depok yang merupakan Dosen di beberapa perguruan tinggi di kota Depok, Dr. Mukhrij Sidqy, MA menghimbau kepada semua masyarakat, khususnya pada juru dakwah agar jangan menjadi orang kagetan. Karena seorang juru dakwah harusnya bisa melihat ini dalam perspektif ujian dan ketentuan Allah SWT.
Selain itu, dihentikannya sementara salat jumat adalah demi kemashlahatan bersama, supaya tidak terjadi penularan Covid-19, karena salat jumat atau salat jamaah biasa di mesjid itu pasti terjadi kontak fisik, langsung maupun tidak langsung dan itulah media termudah menyebarnya Covid-19. “Sebenarnya bukan salatnya yang disalahkan, atau event tablighnya yang disalahkan, tetapi berkumpul dan kontak fisik itulah yang berbahaya,” kata Mukhrij Sidqy, Rabu (01/04/2020).
Dikatakan Mukhrij yang juga kader Ulama MUI Depok angkatan pertama ini juga menghimbau agar masyarakat menjadi umat yang baik. “Jadilah umat Rasulullah SAW yang baik, yaitu umat yang jika tidak bisa memberi manfaat, minimal tidak merugikan. Jika tidak bisa membantu minimal tidak menyusahkan, jika tidak bisa memberi kenyamanan minimal tidak membuat kegaduhan, itulah umat Rasul yang baik,” tegasnya.
Diakui dirinya, banyak jadwal dakwahnya yang di cancel atau direschedule, namun itu tidak membuatnya lantas berhenti berdakwah. “Karena dengan teknologi, dakwah bisa dilakukan via online,” papar da’i dan akademisi muda ini aktif menulis artikel agama di beberapa media baik cetak maupun online, contohnya di DepokPembaharuan (Debar). (AR/Debar)