Setelah RK Menolak UU Cipta Kerja, Apakah Pradi dan Idris Juga Ikut Menolak?
DEBAR.COM.-DEPOK- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ternyata bersebrangan dengan pemerintah pusat terkait sudah disahkannya Undang Undang (UU) Cipta kerja atau Omnibus Law yang telah disahkan DPR RI beberapa hari lalu dan mendukung para buruh atau pekerja yang menolak keberadaan UU Cipta Kerja.
Beda pendapat antar Propinsi Jawa Barat dengan pemerintah pusat tentunya terlihat dari Surat Gubernur Jawa barat No.560/4396/Disnakertrans, tanggal 8 Oktober 2020 yang ditanda tanganin langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait dukungan penyampaian aspirasi aliansi serikat pekerja/serikat buruh di Jawa Barat terhadap UU Cipta kerja atau Omnibus Law, Kamis (08/10/2020).
Surat yang ditujukan ke DPRD Jawa barat dengan tembusan ke Presiden RI, Menteri Ketenagakerjaan dan Pimpinan Serikat Pekerja/Serikat Buruh tingkat Propinsi Jabar berisikan bahwa dengan telah disahkannya UU Cipta Kerja atau Omnibus Law oleh DPR RI maka propinsi Jawa Barat menyampaikan aspirasi dari serikat pekerja/serikat buruh yang menyatakan dengan tegas menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan menjadi UU.
Melihat penolakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terhadap Omnibus Law Cipta Kerja tentunya juga bakal merembet ke bawah atau wilayah kabupaten/kota se Jawa Barat. Melihat ini tentunya Bupati maupun Wali Kota bahkan para kandidat calon Bupati, calon Wakil Bupati, calon Wali Kota maupun calon Wakil Wali Kota yang tengah mempersiapkan pertarungan dalam Pilkada serentak mendatang bakal ikutan menolak atau malah diam saja.
BLOKADE MAHASISWA
Sementara itu, saat aksi demo akan berlangsung puluhan anggota Brimob dan Polres Metro Depok melakukan blokade di sejumlah jalan diperbatasan Kota Depok kearah DKI Jakarta akibatnya sejumlah bus yang membawa mahasiswa akhirnya distop dan mahasiswa terpaksa turun di kolong jembatan layang atau fly over UI.
Tidak hanya dari mahasiswa Gunadarma saja namun mahasiswa BSI Depok dan UI juga ingin melakukan hal yang sama kearah DKI Jakarta tapi semua dihalau petugas hingga terjadi aksi lempar batu namun hanya sebentar setelah kordinator aksi meredakan aksi mahasiswa tersebut.
Akibat dilarang bus yang ingin mengangkut mahasiswa terpaksa ribuan mahasiswa dari Gunadarma, BSI Depok dan UI berjalan kaki kearah Jl. Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan untuk bergabung dengan rekan lain yang telah tiba di Jakarta.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah yang mengetahui hal itu sempat berupaya mencegah, meski hanya dengan beberapa personil Jaguar dan seorang anggota TNI yang diketahui adalah Danramil Sukmajaya, Kapten Inf Suyono.
Meski massa cukup banyak, namun Azis terlihat tak gentar. Ia bahkan mencoba menahan pergerakan demonstran hingga terlibat adu mulut dengan sejumlah mahasiswa tersebut.
“Hukum tertinggi saat ini adalah kesehatan, kalau kalian kenapa-kenapa kena Covid siapa yang mau tanggungjawab,” kata Kombes Azis mencoba menghalau peserta aksi.
Namun massa tak peduli, mereka bahkan berupaya meringsek paksa hadangan petugas yang menghalau. Upaya dialog berkali-kali dicoba azis, tapi gagal.
Tak menyerah begitu saja, Azis pun terus mencoba menghentikan pergerakan para mahasiswa hingga ke wilayah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, meski akhirnya tak berhasil.(AP/AR/Debar)