SYIAR DEBAR ‘Bencana, Antara Ujian dan Teguran’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR>COM.-DEPOK- Bencana biasanya terjadi karena faktor alam. Meski terjadi karena faktor alam, tak jarang ada kontribusi kerusakan akibat ulah tangan manusia terhadap alam tersebut. Dan ini sudah diperingatkan di dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 41 “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, Allah SWT menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar”. Dan seorang muslim yang cerdas hendaknya mengintrospeksi hal ini, dengan tetap menyikapi dengan penuh ke-imanan.
Telah banyak institusi atau komunitas yang mengingatkan bahayanya pembalakan liar (ilegal logging). Memang mereka tidak menggunakan dalil nash baik Al-Quran dan sunnah, tetapi bukan berarti itu bukan ajaran agama, karena semua yang tujuannya mendatangkan maslahat dan mencegah mudharat adalah ajaran agama. Inilah yang perlu kita koreksi di masyarakat, bukan hanya kyai dan penceramah saja yang harus didengarkan. Tetapi para pemerhati alam ini juga harus diperhatikan dan didengarkan.
Pembalakan liar (Illegal logging) tentu saja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju deforestasi di suatu wilayah. Deforestasi atau hilangnya penutupan hutan terjadi akibat banyaknya perusahaan produksi kayu yang melakukan penebangan secara besar-besaran pohon hutan tanpa melakukan penanaman kembali, akibat yang terjadi adalah bencana longsor dan banjir bandang. Jadi, jelas sekali ada bencana yang memang diakibatkan perbuatan manusia yang akhirnya membawa penderitaan kepada manusia itu sendiri. Bukankah Allah SWT “Keburukan apapun yang menimpamu itu akibat ulahmu sendiri” (QS. An-Nisa : 79)
Islam dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW selalu memberikan arahan yang terbaik bagi kehidupan manusia. Anjuran dan larangan di dalamnya meliputi seluruh aspek keseharian kita, mulai dari hubungan antarmanusia, kepada makhluk lain, dan kepada Allah SWT. Salah satu di antaranya memerintahkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dan peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. Bukankah Allah SWT mendeskripsikan surga dengan lingkungan yang indah, sungai yang bersih dan taman-taman yang indah?
Allah SWT memberikan rezeki kepada manusia yang disediakan-Nya di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan apa yang ada di muka bumi ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa manusia tidak merusaknya, hanya memanfaatkan dengan memeliharanya. “Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan….” (QS. Al Baqarah : 60). Jadilah muslim yang baik dengan tidak merusak, muslim yang akan menghadirkan lingkungan yang baik, dan buruknya lingkungan hingga menghadirkan bencana adalah salah satu tanda buruknya Islam kita. (MUKHRIJ/Debar)