SYIAR DEBAR ‘Makna Isra Miraj’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Isra berarti diperjalankannya Baginda Nabi Muhammad SWA pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dimana kedua masjid tersebut merupakan tempat yang penuh berkah. Sedangkan Miraj berarti naiknya Rasulullah SAW menuju Sidratul Muntaha, satu tempat tertinggi di alam semesta yang pernah dijangkau oleh satu-satunya manusia yang paling mulia dengan jasad dan ruhnya. Dwi tunggal peristiwa tersebut menjadi sebagian dari tanda kekuasaan Allah SWT, bahwa yang mustahil di dunia itu mudah untuk-Nya.
Mirajnya Rasulullah SAW adalah ke Sidratul Muntaha, tempat yang sangat tinggi. Tetapi mirajnya Nabi Yunus as adalah di dasar lautan di dalam perut ikan, tempat terendah di bumi. Maka, jangan mengira bahwa kedekatan hamba dengan Allah SWT itu berdasarkan tempat, sama sekali tidak, karena Allah SWT tidak membutuhkan tempat. Allah SWT Maha Mampu untuk mendekatkan hamba ke sisi-Nya dimanapun hamba tersebut berada, di tempat tinggikah atau rendah. Adapun mirajnya hamba pada umumnya adalah saat sujud nya.
Rasulullah SAW bersabda “Saat paling dekat seorang hamba kepada Allah ta’ala adalah ketika sujud” yaitu saat hamba tersebut merendahkan kepalanya hingga sejajar dengan tapak kakinya. Maka, yang paling banyak sujudnya baik secara dzahir maupun batin, merendahkan dirinya senantiasa dihadapan keagungan Allah SWT, dialah hamba yang paling dekat dengan Allah SWT, bukan dia yang sujud tetapi mengagungkan dirinya sendiri, atau hanya sekedar merendah tetapi tidak mau sujud (sholat).
Peristiwa Isra mi’raj hendaknya menjadi penguat keimanan sebagaimana Sayyidina Abu Bakar ra mengimaninya hingga ia diberi gelar Ash-Shiddiq. Buah dari keimanan atas peristiwa tersebut adalah keyakinan bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Perjalanan yang seharusnya ditempuh tidak kurang dari 10.000 tahun perjalanan pulang dan pergi hanya ditempuh dengan sebagian malam. Inilah peristiwa yang belum bisa diakui oleh ilmu pengetahuan, kecuali keimanan.
Dengan memperingati Isra Mi’raj, seharusnya lebih menjadikan kita ahli salat, karena salat adalah buah dari Isra Mi’raj, dan yang dimaksud adalah salat dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan dan perkataan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Jangan sekali-kali ada yang mengatakan salat tidak penting, atau menyelewengkan makna salat, hal tersebut sama dengan mendustakan sebagian dari peristiwa Isra Miraj.(MUKHRIJ/Debar)