SYIAR DEBAR ‘Iman dan Imun Untuk Menghadapi Covid-19’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Musibah atau lebih-lebih Wabah (tha’un, rijs), merupakan ketetapan atau takdir Allah SWT semata. “Katakanlah, tiada satu pun musibah yang menimpa kami melainkan apa yang telah Allah tetapkan (takdir) buat kami. Dialah pelindung kami, dan kepada Allah semata-matalah hendaknya orang-orang yang beriman berserah diri.” (QS.9:51).

Dan takdir itu adalah kebaikan. Karena Allah SWT tidak pernah menetapkan takdir kecuali kebaikan. Kalau pun ada istilah takdir buruk, itu bukan hakikat takdirnya yang buruk, tetapi yang dirasakan orang yang mengalami takdir itu saja yang buruk. Bukankah ada sebuah ungkapan, di balik setiap musibah selalu ada hikmah? Bahkan ada ungkapan lain, musibah bagi seseorang, sering kali merupakan karunia bagi orang lain.

Karena sadar bahwa musibah atau wabah ini adalah takdir Allah, dan takdir Allah pasti baik, maka langkah selanjutnya adalah mempelajari, mengeksplor dan berusaha menemukan hikmah-hikmah yang Allah tabur di balik merebaknya musibah atau wabah virus Corona ini.

Ada banyak sekali hikmah yang Allah hamparkan, di antaranya adalah: Kesadaran bahwa kita manusia ini ternyata sangat lemah. Jangankan menghadapi tentara Allah dari kalangan malaikat, menghadapi makhluk sekecil virus saja kita tidak berdaya.

Sangat naif kalau kita merasa hebat (ujub), tinggi hati, sombong (meremehkan orang lain), merasa paling berjasa, dan lupa bahwa segala hal yang kita lakukan itu bisa sukses hanya karena pertolongan Allah SWT. “La haula wala quwwata illa billah..” Hanya inilah kalimat yang layak keluar di mulut kita. Kecerobohan itu, betapa pun sangat sepele, ternyata sangat berbahaya.

Penularan virus Corona ini, menurut para ahli terjadi melalui kontak langsung antar-orang, melalui droplet (ludah, ingus) atau media berupa benda-benda yang mungkingkan dari seorang pembawa virus (carrier) kepada orang lain yang sehat.

Dalam hal ini tidak selamanya cerrier itu sakit dan merasa kalau dirinya adalah pembawa virus. Karena itu cara mencegahnya adalah dengan menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang diduga carrier.

Dan karena sifat penularannya sangat cepat, maka di daerah yang masuk kategori endemi berarti semua orang harus dicurigai sebagai carrier. Dari sinilah lahir kebijakan isolasi, karantina, social-distancing, lockdown, dan sebagainya. (MUKHRIJ/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button