Syiar Debar ‘Mendefinisikan Ujian Kehidupan’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Ujian adalah keniscayaan yang dihadirkan Allah SWT agar manusia itu sendiri melihat kualitas keimanan dirinya kepada Allah SWT yang selama ini hanya diakuinya dengan lisan. Allah SWT berfirman “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?” maka ujian adalah pembuktian iman, yang jujur imannya akan melewati ujian dengan baik, begitu juga sebaliknya.
Ujian juga bermaksud untuk menaikkan derajat orang yang beriman, menyempurnakan baginya ganjarannya, dan menegaskan kenikmatan abadi baginya di akhirat kelak. Ada tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba dengan amalnya. Ia hanya akan mencapainya dengan ujian dan cobaan. Allah berkehendak untuk meningkatkan imannya maka Allah pun menetapkan ujian dan menolongnya untuk bersabar dan teguh menghadapinya. Jadi, ini merupakan rahmat dariNya bagi sang hamba.
Sekiranya bukan karena tubuh Anas bin Nadhar tercincang dalam perang Uhud, ia tidak akan meraih kemuliaan, “Seandainya ia bersumpah dan memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya.” Kalaulah bukan karena itu, niscaya wajahnya tidak akan berseri seri dan tidak akan terwujud apa yang diinginkannya saat ia bersumpah, ”Demi Allah! Gigi seri Rubayyi tidak akan tanggal”. Jika bukan karena siksa yang dirasakan oleh Bilal bin Rabah dari tangan Umayyah bin Khalaf dan algojo algojonya, niscaya ia tidak pernah mendapat gelar, “Bilal penghulu kita”.
Problemnya, perspektif kita tentang ujian kerapkali keliru. Ujian selalu dimaknai dengan hal hal yang menyedihkan, menyulitkan atau menyengsarakan. Gempa bumi, kematian, kekurangan harta dimaknai ujian. Sementara kenikmatan dari Allah SWT berupa kesejahteraan, kehormatan, kesehatan tidak pernah dimaknai sebagian ujian. Padahal kedua-duanya adalah ujian, dan seluruh kehidupan ini adalah ujian. “Dialah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapa diantara kalian yang paling baik amalnya” (QS. Al Mulk : 2).
Sesungguhnya di surga ada tingkatan yang tidak dapat dicapai oleh seorang hamba dengan amalnya, apapun amalnya itu. Allah menyediakan kedudukan tertentu di surga bagi hamba hambanya beriman; bukan karena amal mereka melainkan karena ujian dan cobaan yang mendera mereka. Oleh karenanya Allah menyiapkan bagi mereka sebab sebab yang akan mengantarkan mereka kepada ujian dan cobaan itu. Ya, sama persis seperti halnya Dia memberikan taufik kepada mereka untuk beramal saleh yang juga merupakan sebab sebab yang akan menyampaikan mereka ke sana.(MUKHRIJ/Debar)