Ribuan Mahasiswa UI Dibekali Nilai Moderasi Agama
DEBAR.COM.-DEPOK- Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (UI) aktif meyelenggarakan beragam kegiatan dan dipadati jamaah. Turut serta aktif dalam menyebarkan ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin. Seperti pada kuliah perdana sebanyak 5000 mahasiswa UI pada Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Agama Islam. Hal itu diungkapkan Ketua pelaksana masjid Ukhuwah Islamiyah KH. Achmad Solechan, M. Si. Menurutnya, kuliah perdana tersebut bagian dari upaya menjaga persatuan, menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati antar umat beragama.
“Mahasiswa baru sebagai anak yang baru menginjak dewasa dan masih dalam pencarian jatidiri. Kondisi tersebut telah dijadikan sasaran utama oleh para kaum ekstrimis dalam menyebarkan paham-paham radikal yang mengarah pada tindakan-tindakan intoleransi dan terorisme. Tujuannya mengubah sistem negara, hal ini lah yang perlu kita waspadai bersama,” kata Achmad Solechan usai acara yang mengangkat tema ‘Pembekalan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Mewujudkan Komitmen Kebangsaan Bagi Mahasiswa Baru’, Masjid Ukhuwah UI, Depok, Kamis (07/09/2023).
Direktur Cegah Densus 88 AT Polri Brigjen Pol. Ami Prindani, SIK., M.Si. memberikan definisi dan ciri kaum radikal. Yaitu sebagai orang yang tidak mentoleransi perbedaan dan melakukan kekerasan atas nama agama. Menurutnya, salah satu ciri dari kaum radikal adalah sifatnya yang eksklusif dan intoleran terhadap pandangan yang berbeda.
“Perlu diwaspadai, bahwa dari 270 juta penduduk Indonesia terdapat 10% potensi terpapar oleh paham radikal. Sebagian besar menyebarkan pahamnya melalui media sosial,” jelasnya.
Sementara Dosen Senior MPK Agama Islam UI Dr. K.H. Zakky Mubarak, M.A. mengatakan bahwa di akhir zaman ini tengah menghadapi pemecahan pemikiran dalam islam, yaitu Islam literal dan Islam liberal. Menurutnya, Islam literal adalah kelompok Islam yang memahami ajaran agama secara kaku dan cenderung radikal. Kelompok ini, lajutnya, memiliki pemahaman yang sempit dalam memahami permasalahan agama dan memandang agama lainnya. Ia menambahkan, kelompok Islam liberal adalah kelompok yang memahami agama secara bebas dan menekankan kebebasan pribadi dalam beragama serta menjalankan syariat agama.
“Sebagai umat Nabi Muhammad, kita harus berpegang teguh kepada Al-quran dan As-sunnah. Dengan tidak berpikiran sempit layaknya kaum literal dan berpikiran bebas serta cenderung memudah-mudahkan agama layaknya kaum liberal,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Jaringan Moderat Islam, Islah Bahrawi mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya membaca satu buku. Apalagi, hanya menganggap buku itu adalah satu-satunya yang paling benar. Dirinya mengajak untuk membaca banyak buku agar memiliki pengetahuan yang luas dan memperoleh sudut pandang yang berbeda serta perspektif yang lebih luas.
“Sebagai pemuda-pemudi bangsa, kita tidak boleh tertipu oleh aktivitas politik yang mengatasnamakan agama. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana agama digunakan dalam konteks politik. Sebab, pada saat ini banyak ulama yang menjadikan agama sebagai upaya politik untuk mendapatkan kekuasaan seperti yang terjadi di Suriah,” ucapnya.
Islah juga mengajak para mahasiswa untuk berkomitmen menjaga bangsa Indonesia. Yakni selalu mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupannya.
“Saling menghormati dan saling menghargai setiap perbedaan yang ada,” tandasnya. (AR/Debar)