Bawaslu: Pemilu Depok Lancar, Namun Ini Catatannya
DEBAR.COM.-BEJI, DEPOK- Pelaksanaan pesta demokrasi di Kota Depok berjalan dengan lancar, namun terdapat beberapa catatan. Hal itu diungkapkan Anggota Bawaslu Depok Kordinator Divisi Pencegahan, Humas dan Partisipasi Masyarakat Andriansyah.
“Pelaksanaan pemilu di Depok berjalan lancar terlihat antusias masyakat yang tinggi dalam mendatangi TPS. Meski paginya sempat terkendala cuaca seperti hujan yang mengharuskan menggeser tenda atau TPS baru buka jam 8 pagi,” kata Andri saat dijumpai di kantor Bawaslu Depok, Beji Timur, Kamis (15/02/2024).
Andri mengungkapkan, meski pemilu berjalan lancar namun ada beberapa catatan dalam hajat Nasional tersebut. Ia menyebut, cuaca hujan di pagi hari yang mengakibatkan beberapa TPS tergenang air atau memindahkan tempat agar tidak basah.
“Belum lagi bicara logistik terkait surat suara. Seperti ada beberapa TPS yang kurang surat suara dan yang paling bayak di Mekarsari sampai kurang 100 surat suara. Tentu, ini menghambat pelaksanaan. Kita sudah sampaikan ke KPU dan dengan gerak cepat akhirnya bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, ada yang menghambat yakni kertas C hasil pleno ada yang kurang 1 lembar dan lainnya. Menurutnya, kondisi tersebut menghambat penghitungan suara.
“Jadinya nunggu lama untuk penghitungan suara. Mau nyatat dimana kalau tidak ada formulir C hasil tidak ada. Kan kalau pakai kertas biasa kan tidak syah atau tidak diakui,” jelasnya
Waspadai TPS “Rawan”
Disamping itu, pihaknya menemukan di TPS 21 Bojong PondokTerong, Cipayung yang ingin menunda dengan alasan istirahat dulu dan paginya dilanjutkan lagi. Namun, setelah koordinasi dengan Panwascam dan diberikan pengertian yang akhirnya dilanjutkan seperti biasa.
“Kita bisa memahami pelaksanaan pemilu yang panjang sangat melelahkan dan menguras tenaga. Cuma, kan tidak bisa hanya alasan karena alasan capek minta ditunda atau dilanjutkan paginya,” ujarnya.
Dirinya juga meyebut banyak warga yang masih tidak mengerti mencoblos di TPS bukan domisili tanpa mengurus surat pindah. Padahal informasi sebelumnya sudah disampaikan satu bulan atau 7 hari sebelum pelaksanaan.
“Banyak orang marah-marah tidak bisa nyoblos karena bukan KTP sini. Padahal, kita sudah infokan agar mengurus surat pindah memilih atau TPS ,” ucapnya.
Dirinya juga mengatakan, bahwa sebanyak 1.393.282 pemilih masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan 5570 TPS tidak dapat ditambah atau dikurangi. Salah satunya ada invalid data pemilih misal nama orang yang sudah meninggal muncul dan lainnya. Mengenai hal tersebut pihaknya sudah menyampaikan himbauan ke KPPS terkait titik rawan TPS.
“Seperti di Beji banyak mahasiswa atau warga pendatang. Mereka memilih mencoblos di Beji dan tidak di tempat asal. Jadi, harus diperhatikan dengan betul,” terangnya
Bawaslu berharap agar masyarakat ikut serta menjaga kondusifitas dan mengawasi pemilu yang rangkaiannya masih panjang.
“Mari kita jaga persatuan dan persadaraan seusai pemilu. Kita minta doa masyarakat bahwa anggota Bawaslu ada yang sakit dan kecelakaan saat bertugas agar diberikan kesehatan,” pungkasnya. (MFR/Debar)