DEBAR.COM.-DEPOK- Rasulullah SAW jauh-jauh hari sudah menganggarkan bahwa akan datang satu masa dimana manusia (kebanyakan) tidak perduli lagi dari mana dia mendapatkan harta, apakah dengan cara halal atau haram ‘Laa yubaalil mar’u aina iktasabahu, a min halal au min haram’.
Dahsyatnya lagi, harta yang tidak halal itu berani dipamerkan. Padahal dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, bahwa siapa yang mencari harta yang halal, dengan tujuan hanya untuk ditumpuk, dibanggakan dan dipamer pamerkan (mukatsiran, mufakhiran, muraiyan) maka nanti dia akan bertemu Allah SWT dalam keadaan Allah SWT murka kepadanya.
Yang agak aneh terjadi pada masyarakat kita, dimana kita senang dibohongi dan membohongi diri sendiri. Hal itu dengan cara kita berangan-angan ingin seperti orang orang yang pamer harta itu. Padahal kalau kita jujur, kita bisa menyadari bahwa harta yang dipamerkan itu mesti bukan milik yang bersangkutan karena sangat tidak relevan dengan profesinya. Seperti pejabat yang gajinya 30 juta sebulan tetapi punya aset lebih dari 50 Miliyar.
Bertemunya masyarakat yang senang dibohongi dan membohongi diri sendiri dengan orang orang yang memiliki harta hasil kedzaliman ini membuat apa yang dikatakan Nabi di atas sangat jelas. Hal ini juga yang terjadi pada sebagian kaum Nabi Musa AS yang berangan angan ingin hidup seperti Qarun ‘yaa laita lana mitsla maa utiya Qarun’.
Ketahuilah bahwa sebesar jarum pun harta yang berasal dari kedzaliman akan menjadi tali kekang di akhirat, maka mengingat kematian adalah cara paling efektif untuk mencegah hal tersebut. Dan jika kematian tidak lagi menjadi penasehat maka tidak lagi ada yang bisa menasehati. (MUKHRIJ/Debar)