DEBAR.COM.-KUKUSAN, DEPOK- Usai Hari Raya Idul Fitri 1445 H merupakan tradisi masyarakat menggelar acara halal bihalal. Sebagaimana dilakukan salah satu tokoh Ulama Depok KH. Iie Naseri Muhammad menggelar open house dan halal bihalal.
“Melalui momentum halal bihalal ini kami mengucapkan mohon maaf lahir batin. Memaknai makna lebaran kalau kata orang Betawi dari kata lebar artinya luas atau lapang. Jadi, saling melapangkan dada untuk saling memaafkan,” kata Kiai Iie Naseri Muhammad usai acara halal bi halal bersama MT. Al-Hafi dengan masyarakat di kediamannya, Kukusan, Beji, Jumat (19/04/2024).
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembacaan surat Yasin, Tahlil, tausiyah dan ramah tamah. Dalam tausiyahnya, dirinya mengupas tentang makna yang terkandung dalam Idul Fitri. Ia menyebutkan dalam kalimat takbiran merupakan tazkiyatunnafsi (mensucikan jiwa-red). Artinya, selain dari Allah SWT itu kecil dan biasanya orang baru merasa kecil setelah ditimpa musibah atau diuji.
“Orang baru teriak minta tolong kepada Allah biasanya kalau sudah masuk Rumah Sakit atau IGD. Makanya, kita harus ingat pada saat suka dan duka,” ujarnya.
Kiyai Naseri biasa disapa ini mengingatkan untuk sampai pada derajat taqwa perlu melewati tiga proses perjalanan. Pertama, Tazkiyatul Aqidah (mensucikan Aqidah-red) membersihkan diri melalui zikir seperti pada takbiran. Kedua, Tazkiyatun Nafsi: mensucikan diri kepada sesama manusia. Seperti pada lebaran dijadikan sebagai momentum saling memaafkan antar sesama. Tazkiyatul Mal (mensucikan diri pada harta) memberikan sedekah atau zakat mal.
“Yang terpenting bagaimana kita selalu ingat akhirat dan selalu mengajak kepada kebaikan,” pungkasnya. (MFR/Debar)