DEBAR.COM.-DEPOK- Setelah beredar berita tentang tanggapan Muhamad Husen terkait Alexsis dan Pemimpin Religi, akhirnya Dr.H. Saroni NA.S.Ag Mpd yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sa’id Yusup angkat bicara.
Sebagai seorang yang di sebut Ustad seperti Muhamad Husen harusnya mampu memilah mana berita yang harus ditanggapi dan mana yang tidak, meskipun mempunyai kepentingan dalam membela calon yang didukungnya sebagai salah satu penikmat kebijakan dari program petahana, tetapi ketika berita itu bertujuan untuk menghasut, gibah dan menjelek jelekan orang lain, apalagi orang tersebut belum dia kenal dan kasusnya sudah lama terjadi dan bukan sesuatu yang melanggar hukum karena tugasnya sebagai seorang lawyer secara profesional.
“Sepatutnya sebagai seorang ustad tidak ikut memvonis orang lain, apalagi seorang perempuan yang kebetulan istri dari calon Wakil Walikota 02 yang memang menjadi lawan yang didukungnya,” kata Ustad Saroni, Sabtu (02/11/2024).
Ustad Saroni mengatakan,
seharusnya sebagai ulama dia faham tentang dosa menjelek-jelekkan orang lain, gibah dari sesuatu yang dia sendiri belum tahu secara persis duduk perkara dan kejadian sebenarnya. Apalagi hal tersebut dikaitkan dengan pemimpin Kota Depok yang dikatakannya harus religi.
“Apakah menjelek-jelekkan orang lain, gibah dan menghakimi orang lain termasuk kategori religi Apakah setiap calon yang di usung PKS pasti orang yang religi. Apakah standar religi itu hanya dari PKS? sangat naif!,” tegasnya.
Mestinya sebagai pemuka agama dan seorang guru, kata Sahroni, wajib menasihati orang-orang yang menggibah atau menjelek-jelekan orang lain, bukan malah ikut serta dan membenarkan perbuatan tersebut.
Jika dikaitkan dengan calon pemimpin Kota Depok, menurutnya semua orang bisa jadi pemimpin, tapi apakah latar belakang mereka sudah sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, sebagai penata pemerintahan?
Lebih lanjut dikatakan, Supian Suri memiliki latar belakang pendidikan dari sekolah tinggi ilmu pemerintahan yang memang dididik dan digembleng untuk menjadi pemimpin pemerintahan .
Masalah pemimpin religi, Supian Suri lahir dari keluarga Kiai dan pernah belajar di pesantren dan termasuk orang yang taat agama , bahkan secara ilmu keagamaan sepertinya Imam Budi Hartono belum tentu lebih menguasai ilmu agama dibanding dengan Supian Suri yang berasal dari pesantren dan anak seorang kiai .
“Selama ini Imam pun belum sepenuhnya menjadi pemimpin di Kota Depok, bahkan hampir semua kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan Kota Depok, masih di kendalikan oleh Walikota Mohammad Idris, yang mungkin banyak mendapat masukan dari Supian Suri sebagai Sekda dan orang terdekatnya saat itu,” ungkapnya.
Supian Suri bahkan selalu mengawal Idris mulai dari dia menjadi Wakil Nurmahmudi, kemudian ketika menjadi Walikota bersama wakilnya Pradi Supriatna bahkan ketika dia berpasangan dengan Imam melawan Pradi-Afifah semua tidak terlepas dari peran Supian Suri yang selalu mensuport dan mendampinginya.
“Lalu kenapa saat Supian mengambil jalan berbeda melawan kehedak Idris yang meminta agar Supian menjadi wakil Imam, ternyata malah maju sebagai Calon Walikota yang siap bertarung merebutkan kursi Walikota melawan Imam,” ucapnya.
Dirinya menambahkan, bicara tentang pemimpin yang religi apakah harus selalu dari Partai PKS. Apakah Imam dan Ririn termasuk orang yang memilki kemampuan dalam ilmu agama, benar dan taat dalam menjalankan ibadahnya?. Lalu apakah Supian dan Chandra bukan orang yang mengerti ilmu agama, dan tidak taat dalam menjalankan ibadahnya .
“Masalah ketaatan dan ibadah seseorang hanya Allah SWT yang dapat menilai, jadi janganlah memberi nilai negatif kepada orang lain, apalagi kita sendiri belum tentu baik dimata masyarakat apalagi dimata Tuhan (Allah SWT),” pungkasnya. (AR/Debar)