DEBAR.COM.-DEPOK- Pasangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah mengalahkan Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq dalam Pilkada Depok 2024. Kemenangan tersebut berdasarkan total suara masuk 100 persen dari hasil quick count Voxpol Center yang ditayangkan dalam siaran langsung di kanal YouTube VoxPol Center Official. Pasangan nomor urut 2, Supian Suri-Chandra Rahmansyah mengantongi 53,19 persen suara. Sedangkan pasangan nomor urut 1, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq mengantongi 46,81 persen suara.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara menyoroti kekalahan PKS atau Imam Budi Hartono-Ririn di Pilkada Depok. Menurutnya pada saat Pilkada menghadapi Badrul Kamal, Nur Mahmudi Ismail menggandeng Yuyun Wirasaputra merupakan perwakilan dari NU Depok. Selanjutnya, Nur Mahmudi menggandeng Mohammad Idris yang seorang kiyai ngakunya dari NU.
“Idris dalam berbagai kesempatan ngakunya NU padahal bukan, dia itu PKS. Tapi, orang melihatnya sosok Kiai atau mengikuti Aswaja. Nah, sekarang ini di masa IBH tidak ada label kiai karena memang bukan Kiai dan wakilnya juga bukan,” kata Robi Sugara Dosen FISIP UIN Jakarta ini, Sabtu (30/11/2024).
Baca juga: https://depokpembaharuan.com/2024/11/29/kemenangan-supian-chandra-tumbangkan-dua-dekade-pks-berkuasa/
Dirinya menilai sejauh ini Walikota yang diusung PKS bisa menang karena menggandeng NU atau menggunakan simbol Kiai serta memegang Aswaja. Saat ini di Pilkada Depok PKS tidak menggunakan simbol Kiai atau Aswaja. Sehingga, kondisi tersebut ditinggal oleh masyarakat meskipun suara partai tetap.
“Konstalasi Politik di tingkat Nasional berpengaruh di Depok. Salah satunya, efek meninggalkan Anies Baswedan berpengaruh pada PKS,” jelasnya.
Robi mengatakan, di 2024 PKS masih stabil karena adanya limpahan pendukung Anies. Pasalnya di PKS tidak ada figur yang kuat.
“Depok itu dekat dengan Jakarta, jadi adanya konstalasi politik di Jakarta berpengaruh di Pilkada Depok. Kondisi tersebut menjadikan salah satu penyebab kekalahan PKS di Depok,” ungkapnya.
Baca juga: https://depokpembaharuan.com/2024/11/30/h-m-iman-yuniawan-supian-chandra-cetak-sejarah-baru-perpolitikan-di-kota-depok/
Penyebab kekalahan PKS di Depok juga karena masyarakat jenuh dengan kepemimpinannya selama 20 tahun. Banyak persoalan yang di Depok belum teratasi. Diantaranya: masalah kemacetan, sampah, ijin perumahan terus dilakukan sementara jalan raya tidak ditambah dan lainnya.
“Masyarakat sudah jenuh dengan kepemimpinan PKS di Depok yang unfaedah selama 20 tahun gitu-gitu aja. Masyarakat menginginkan suara perubahan di Depok menjadi lebih baik,” terangnya.
Meski begitu, perlu digaris bawahi bahwa peran NU dalam kemenangan SS sangat signifikan. Pasalnya, NU meski tidak berpolitik namun warganya yang mengakar hingga ke bawah secara masif dan militan memenangkan SS.
“Anda bisa lihat bagaimana gerakan NU Depok dalam memenangkan SS. Gerakan kultural, masif terstruktur dan ini adalah bagian panjang dari perjalanan perjuangkan. Coba saja lihat, bagaimana SS menggandeng Kiai-kiai NU. Bahkan, kubu PKS juga tahu kalo NU pasti dukung SS,” pungkasnya. (AR/Debar)