CELOTEH BOCAH DEPOK : ‘Nonggol di TV Akibat Lagu Hati Hati Viral di Medsos’
DEBAR.COM.-DEPOK- BELAKANGAN ini memang lampu merah dan lagu dengan judul ‘Hati Hati’ yang bakal menjadi salah satu program Joyful Traffic Management (JoTRAM) di beberapa titik Jl. Raya Margonda, Depok mendadak viral di media sosial dan menjadi sorotan masyarakat banyak.
Ada yang biasa saja, ada yang mendukung bahkan kebanyakan menanggapi dengan nyinyir melihat kebutuhan yang diharapkan masyarakat bukan mendengarkan lagu Hati Hati tapi lebih mengutamakan pelebaran jalan untuk mengatasi masalah kemacetan setiap hari diruas Jl. Raya Margonda.
Tentunya lagu Hati Hati yang intinya untuk mengingatkan pengendara untuk tertib berlalu lintas saat berkendaraan di jalan umum karangan KoKo Tole dinyanyikan Walikota Muhammad Idris dengan durasi 45 detik menjadi salah satu program JoTRAM di sepanjang Jl. Raya Margonda dari beberapa program yang direncanakan untuk tiga tahun ke depan.
Terlepas dari semua itu yang jelas Wali Kota Mohammad Idris yang hari Kamis (25/07/2019) genap berusia 58 tahun dan Dua hari belakangan ini menjadi ikon di media televisi baik Trans7 Hitam Putih maupun Kompas TV secara live menjelaskan perihal lagu Hati Hati yang viral di Medsos dua minggu belakangan ini.
Tidak ada niatan mencari populer apalagi keuntungan yang ada hanya bekerja dengan baik dengan ketulusan sehingga semua pekerjaan dapat dirasakan serta bermanfaat bagi masyarakat banyak terlebih dalam berlalu lintas di sepanjang Jl. Raya Margonda yang hampir setiap hari macet dan antre.
“Semua dilakukan dengan ketulusan dan murni tidak mencari untung bahkan pengarang lagu juga tidak dibayar,” ucap Mohammad Idris beberapa waktu lalu yang menambahkan ngak pengaruh sih walaupun mendapatkan berbagai kritik dan sindiran warga net.
“Yang terpenting terus bekerja dengan ketulusan untuk masyarakat banyak, ” ujarnya yang diharapkan akan di lounching awal Agustus 2019 ini.
Celoteh Bocah Depok hanya mencoba merangkum bahwa, semua rencana JoTRAM yang awal mula ide dari Kadishub setempat Dadang Wihana saat mengikuti pendidikan Sespim di Kemenhub tentunya membutuhkan masukan atau saran dari masyarakat luas, stakeholder, jajaran Polres Depok dan lainnya jika program tersebut akan diterapkan.
Pelebaran badan Jl. Raya Margonda jelas tidak lagi memungkinkan tapi pengawasan, kesadaran dan kepatuhan pengendaran serta masyarakat banyak sangat dibutuhkan agar kawasan itu dapat lancar, aman dan nyaman walaupun harus antre melintas.
Kesadaran pengemudi onjol agar tidak seenaknya parkir di pinggir jalan, pemilik usaha atau mal yang sadar menyiapkan shelter untuk onjol dan parkir lainnya sangat dibutuhkan agar Jl. Raya Margonda nyaman dilalui tidak seperti sekarang terkesan kumuh dan semrawut akibat banyak pengendara parkir seenaknya.
Semoga apa yang direncanakan dan diprogramkan tidak hanya hangat hangat suam kuku saja setelah itu hilang begitu saja. Apalagi tahun 2020 mendatang bakal ada rencana pembangunan underpass di Jl. Raya Dewi Sartika yang tentunya bakal berimbas kemacetan serta antrean kendaraan hingga Jl. Raya Margonda.
Kita tentunya bakal mendukung program yang baik namun tentunya pejabat juga ngak harus lebay jika dikritik dan dikasih masukan atau saran. Paling tidak jangan punya pikiran negatif terhadap kritik yang disampaikan tapi hendaknya disikapi dengan bijak karena masyarakat itu kumpulan banyak orang bukan hanya satu golongan saja.. Semoga lebih bijak lagi pejabat di Kota Depok… Aamiin…(AP/Debar)